Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Sultan: Terobosan Penting, Gubernur NTT Tak Akan Mundur

Share Article :

Uritanet, Jakarta –

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menanggapi kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi bagi siswa SMA dan setingkatnya oleh Gubernur Nusa tenggara Timur Viktor B. Laiskodat adalah sebuah terobosan penting. Sementara Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengaku tak akan mundur untuk menerapkan rencana kebijakan tersebut.

Lantaran kebijakan itu hanya berlaku untuk SMA 1 dan SMA 6, dimana tujuannya, untuk mempersiapkan siswa menembus perguruan tinggi negeri (PTN) ternama atau sekolah kedinasan di Indonesia. Karena itu saya tak akan mundur, jelas Viktor dalam video yang diunggah di akun Instagram @viktorbungtilulaiskodat (28/2).

Bagi Sultan, mungkin itulah yang menginspirasi Gubernur NTT bahwa memulai aktivitas pada pagi atau subuh hari, memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan jasmani dan rohani. Salam jangka panjang akan berpengaruh pada kecerdasan intelektual dan kematangan emosional manusia khususnya anak muda (01/03).

Baca Juga :  Kurangi Kerugian Negara, Minta Serius Menyelesaikan RUU Perampasan Aset

Kebijakan ini penting untuk melatih kedisiplinan siswa. Dan Viktor percaya kedisiplinan ini mampu melatih mereka ketika mengikuti tes masuk sekolah kedinasan seperti Akademi Militer (Akmil) maupun Akademi Kepolisian (Akpol). Terlebih lagi, ia mengatakan Pemprov NTT bekerja sama dengan Akpol dan Akmil agar siswa dari NTT dapat diterima menjadi calon tentara dan polisi.

Meski demikian, Sultan meminta agar Gubernur NTT perlu mendengar masukan dan kritik publik khususnya masyarakat NTT. Jangan sampai kebijakan ini justru merugikan mental anak-anak seumuran SMA yang cenderung berontak dan enggan diatur secara ketat.

Baca Juga :  DPD RI FGD Bahas Pengelolaan Perbatasan Negara Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat dan Ketahanan Nasional

“Kami juga berharap agar publik tidak perlu menyudutkan Gubernur secara berlebih. Semua perubahan besar selalu dimulai dengan aksi protes dan penolakan. Masyarakat hanya perlu menantikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari kebijakan tersebut”, tutupnya.

Viktor juga menjelaskan mengapa hanya dua sekolah saja yang menerapkan kebijakan tersebut, yakni SMA 1 dan SMA 6. Karena sekolah tersebut memiliki kemampuan dan sanggup menerapkan aturan baru dalam mencetak siswa unggulan.

Politikus NasDem ini meyakini semua perubahan pasti menimbulkan pro dan kontra. Termasuk keputusannya. Karena itu ia meminta jajarannya melakukan analisis dan kajian soal rencana kebijakan ini. Karena kebijakan itu bertujuan untuk mencetak SDM dengan kedisiplinan dan etos kerja tinggi.

)***yurialgha/ tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *