Uritanet – Bogor, 6 Juni 2025 — Longsor yang melanda kawasan akses menuju Stasiun Batu Tulis, Kota Bogor, menjadi ujian sekaligus momentum penting bagi Pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk bergerak cepat, kompak, dan solutif. Bukan sekadar mengatasi bencana, langkah ini sekaligus menjadi pijakan untuk menghadirkan infrastruktur transportasi yang lebih aman, nyaman, dan modern.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan bersama PT KAI Daop 1 Jakarta menunjukkan respons cepat dalam penanganan longsor yang sempat menghambat akses ke stasiun. Dari pembersihan material longsor hingga rencana pembangunan underpass dan normalisasi jalur, semua digerakkan dengan satu semangat: keselamatan dan aksesibilitas publik.
“All out! Kami serius dalam menuntaskan penanganan dampak longsor ini. Masyarakat harus kembali bisa beraktivitas tanpa was-was,” kata Allan Tandiono, Direktur Jenderal Perkeretaapian, saat meninjau lokasi longsor, Rabu (4/6).
Melalui Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Bandung, penanganan dilakukan bertahap. Fase pertama difokuskan untuk pembersihan dan penstabilan lereng, dan ditargetkan selesai dalam waktu kurang dari dua bulan. Sementara tahap kedua akan menyusul di awal 2026, menggunakan skema pembiayaan Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) — sebuah bentuk sinergi anggaran antar-lembaga.
Kepala BTP Bandung, Endang Setiawan, menjelaskan, “Ini bukan kerja sendiri. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemkot Bogor, dan PT KAI semua turun tangan. Kami ingin solusi jangka panjang, bukan tambal sulam.”
Tak kalah penting, PT KAI juga memastikan layanan kereta api tetap berjalan lancar selama proses pemulihan. Executive Vice President KAI Daop 1 Jakarta, Yuskal Setiawan, menegaskan bahwa perjalanan kereta api, termasuk ke Stasiun Batu Tulis, masih beroperasi normal tanpa gangguan.
“Kenyamanan pelanggan tetap nomor satu. Kami pastikan akses menuju Stasiun Batu Tulis tetap terjaga, sembari terus berkoordinasi dengan DJKA untuk pemulihan,” ujarnya.
Lebih jauh dari itu, longsor ini juga memicu langkah akseleratif dalam pengembangan kawasan. DJKA bahkan menyatakan dukungan penuh terhadap proyek pengembangan kawasan Leuweung Batu Tulis serta percepatan pembangunan Skybridge Bogor Paledang yang ditargetkan beroperasi pertengahan Juni ini.
Dengan pendekatan gotong royong, kejadian bencana justru menjadi titik balik untuk membangun kembali dengan lebih baik. Kolaborasi DJKA dan PT KAI tak hanya menjawab tantangan hari ini, tapi juga mempersiapkan sistem transportasi publik yang lebih tangguh dan inklusif di masa depan.
**Benksu