Busana Cheongsam Enijoe Nan Memukau Eksplorasi Cinta Wastra Nusantara Meriahkan Imlek 2024

Uritanet, Jakarta –

Kekayaan wastra Nusantara yang dimiliki Indonesia tak hanya mempesona, tetapi menjadi inspirasi bagi desainer busana Enijoe. Dengan memanfaatkan keberagaman kain tradisional yang dimiliki oleh ribuan suku di Tanah Air, Enijoe menggabungkan keindahan kain tenun endek khas Bali dengan kain Silk, menciptakan busana Cheongsam yang memukau untuk merayakan Imlek tahun 2024.

Penggunaan kata “endek” sendiri merujuk pada keadaan diam atau tetap, menggambarkan kekayaan alam yang tidak berubah warnanya. Dalam obrolannya dengan media di Regent Residence, Jakarta, Enijoe menyatakan bahwa eksplorasi wastra Nusantara ini merupakan wujud kecintaannya pada seni dan budaya Indonesia.

“Saya sangat mencintai Indonesia dengan koleksi-koleksi kain tradisional daerah di Nusantara. Kebetulan kali ini ingin mengangkat kain endek Bali setelah sebelumnya mengangkat kain batik khas Jogja dua tahun lalu,” ungkapnya (1/2).

Enijoe menjelaskan bahwa dalam merancang cheongsam, dia mempertahankan motif asli kain endek Bali tanpa mengubah pola.

“Motifnya saya pertahankan seperti ini, lalu saya kombinasikan dengan warna-warna seperti teakota, hijau, ungu yang sesuai untuk busana cheongsam,” tuturnya.

Menariknya, Enijoe memutuskan untuk tidak mengikuti pola umum cheongsam untuk Imlek yang biasanya menggunakan kain polos tanpa motif yang kemudian dibordir. Sebaliknya, ia terinspirasi untuk menggabungkan kain tradisional Nusantara dengan cheongsam, mengelaborasikan ragam budaya yang berbeda.

Baca Juga :  Dirut KAI Resmikan Griya Karya Anggrek Cipinang, Fasilitas Hotel Bintang 3

Dalam waktu 1,5 bulan, Enijoe menciptakan 11 koleksi kain endek Bali yang dipadukan dengan kain silk. Busana cheongsam ini menjadi favorit di kalangan sosialita, yang sebagian besar merupakan sahabat dekat Enijoe.

“Semua warna yang bernuansa Chinese saya pakai, kecuali warna putih. Saya padukan dengan bahan kain silk. Saya kerjakan kain-kain ini untuk teman-teman saya dari kalangan sosialita. Untuk 11 koleksi ini, saya butuh waktu 1,5 bulan,” tambahnya lagi.

Hasil karya Enijoe kemudian ditampilkan dalam mini show dengan tema memperingati Lunar Year.

“Saya mendapat dukungan dari The Regent Residences Jakarta untuk fashion show kali ini,” kata Enijoe, menandakan keberhasilan eksplorasi wastra Nusantara dalam meriahkan perayaan Imlek tahun 2024.

Sementara itu, May Farida seorang narasumber, mengungkapkan pandangannya terkait tren desain busana Indonesia pada tahun 2024. Dalam pembicaraannya, Mei menyatakan, “Hari ini memang tahun 2024 ini itu kayak bener-bener tahun yang kita itu sebenarnya dari desain-desain Indonesia lagi mengeluarkan com sama tren,” ucapnya.

Bahwa desainer-desainer Indonesia saat ini sedang memfokuskan diri pada perancangan congsam Nusantara, salah satunya dengan menggunakan kain Endek Bali.

Baca Juga :  Program Yuk Berbagi Takjil Hotel Mercure Ancol Bersama Jurnalis Media Satu Warna Hadir Menyapa Masyarakat

“Jadi desainer-desainer Indonesia tengah mendesain congsam Nusantara, salah satunya dengan kain Endek Bali. Ini adalah upaya untuk menyatukan kekayaan budaya Indonesia dengan kebudayaan China,” terang May Farida.

Dengan penuh antusiasme, May Farida mengungkapkan kesan positifnya terhadap inovasi tersebut, “Jadilah satu baju Congsam yang menggambarkan etnik Nusantara. Acara hari ini sangat luar biasa, karena semua orang memakai busana ini dengan desain yang sungguh memukau.”

May melanjutkan, memberikan apresiasi atas perpaduan kain Endek Bali dengan konsep congsam. “Ternyata desainnya sangat menawan. Saya sudah lama menggunakan desain ini,” ucapnya.

Menanggapi pertanyaan mengenai dukungan dari sesama desainer, May menyatakan, “Tentu, jika bicara tentang Emi, mungkin iya. Karena kami memiliki hubungan baik dan saling mendukung. Saya juga bangga melihat dukungan dari teman-teman baik saya. Ini adalah karya budaya Indonesia, desain Indonesia, jadi dukungan sangat penting.”

May mengajak untuk mendukung kebudayaan Indonesia, terutama dalam hal busana tradisional, “Mari kita mendukung, karena inilah kebudayaan Indonesia, seperti batik dan unsur-unsur Bali. Ini sangat relevan bagi perempuan Indonesia.”

Dengan tegas, May menyampaikan apresiasinya terhadap semua karya batik dan desainer di Indonesia. “Kami sangat menghargai semua karya batik dan semua desainer yang berkarya di Indonesia.”

)**benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *