Uritanet, Bondowoso-
Tokoh Nasional yang juga mantan Menteri Keuangan di Era Presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid dan Mantan Menteri di era Jokowi, Dr. Rizal Ramli menghadiri Pengajian Tambhena Ate ke 115 di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islah Bondowoso, Jawa Timur (03/06) malam.
Pengajian yang dihadiri ribuan santri dan wali santri serta masyarakat sekitar itu ingin menimba ilmu pengetahuan dari eks menteri keuangan di era Gus Dur dan eks menteri diera Jokowi.
Sebelumnya, pimpinan pondok pesantren Al Islah KH Thoha Yusuf Zakaria LC membuka pengajian itu dengan menyitir pidato Jusuf Kalla bahwa pemerintah saat ini harus bayar utang luar negeri sebesar Rp.1000 Trilyun.
Oleh sebab itu, Gus Thoha atau KH Yusuf Thoha Zakaria meminta penjelasan dari Dr. Rizal Ramli yang merupakan seorang ahli ekonomi.
Dalam tausiyah nya, Dr. Rizal Ramli mengatakan sangat menghormati KH. Muhamad Mashum yang merupakan ayah dari Gus Thoha.
“Saya kenal kiai Mashum, semangatnya luar biasa,” kata Rizal Ramli.
Kiai Mashum merupakan ayah yang hebat dan menurunkan anak yang hebat, yakni Gus Thoha, ucapnya.
Dr. Rizal Ramli juga menerangkan sekitar tahun 1960 an, Indonesia, China, Korea, Malaysia, sama-sama miskin, namun saat ini negara-negara tersebut jauh lebih maju dari Indonesia. Saat ini di Malaysia ada 3,5 juta orang Indonesia bekerja ke Malaysia. Juga, negara Cina jauh lebih maju bahkan kekuatan ekonominya menguasai dunia, padahal SDA Indonesia lebih hebat, tetapi kok bisa ketinggalan, tanya Rizal Ramli.
Ini dikarenakan Indonesia lebih banyak berhutang ke luar dalam membangun bangsa, seharusnya membangun Indonesia dengan strategis ekonomi dan kebijakan. Bukan hutang, terang Rizal.
Bahkan hutang Indonesia itu lebih dari Rp.7000 Trilyun. Pemerintah harus bayar pokok hutang Rp.400 T. Dan bunga Rp.370 T, jadi total Rp.7770 T. Belum lagi hutang BUMN yang jika ditotal harus bayar hutang Rp 1.000 T setiap tahun.
Jika hutang sebesar Rp 7000 T ini dibagi dengan jumlah penduduk maka setiap bayi atau orang punya hutang, tentu hutang yang besar ini akan membebani masyarakat Indonesia, jelas Rizal Ramli.
Rizal Ramli juga menyoroti pemerintah Indonesia yang suka impor beras. Pemerintah juga impor beras dari luar, sehingga membuat petani tidak berdaya, termasuk progam Food Estate di Kalimantan dan Sumatera yang gagal total, tambahnya.
)***git/tjoek