JNE Bersama SMK Bakti Karya Parigi Pangandaran Usung Bhinneka Tunggal Ika

Share Article :

Uritanet, – Dalam inovasi dan pengembangannya, JNE berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat luas agar terbentuk ekosistem yang dapat menghasilkan manfaat dan kolaborasi yang berkesinambungan. Dan di usia ke 32 tahun, JNE bersyukur masih dapat berbagi kebahagiaan kepada pelanggan setia maupun masyarakat Indonesia terlebih di masa pandemi saat ini.

Mengusung etos kerja JNE “Connecting Happiness”, telah menghantarkan kebahagiaan dengan memberikan donasi beasiswa untuk SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran beberapa waktu yang lalu. Sekolah ini merupakan Yayasan Pendidikan yang menyediakan beasiswa penuh bagi siswa/i dari seluruh penjuru nusantara, dengan latar belakang budaya yang beragam mewakili ke Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia.

Kegiatan ini berlangsung di Ballroom JNE Jl. Tomang Raya 11, Jakarta Barat (19/7) lalu, dan siswa/i SMK Bakti Karya Parigi melakukan office tour sekaligus berkenalan dengan M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE, Doedi Hadji selaku Head of Marketing Communication JNE, Ayung Prasetyo selaku Human Capital Operation Division Head.

Selain pula Maman Suherman selaku pegiat literasi yang selalu menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman di Indonesia dengan memberikan banyak sekali inspirasi dan motivasi untuk seluruh siswa/i yang hadir.

Baca Juga :  Kemendag, Satgas Pangan Polda Jateng, Disperindag Jateng, Disperindag Kota Semarang Pantau Distribusi MINYAKITA

M. Feriadi Soeprapto menyampaikan bahwa dalam menjalankan bisnis, langkah JNE akan tetap memberikan kebahagiaan bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan sesuai dengan semangat Connecting Happiness.

JNE berkomitmen memberikan manfaat yang seluas-luasnya dan sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia. Salah satunya memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan keunikan dan kekhasan siswa-siswi SMK Bakti Karya Parigi Pangandaran yang berasal dari berbagai suku dan daerah Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke.

Ai Nurhidayat, pendiri SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran yang didirikan sejak 2016 mengatakan, tahun ini, siswa/i SMK Bakti Karya memasuki angkatan ke 7 kelas multikultural yang berasal dari 7 kota, yaitu Jayapura, Sorong, Ambon, Kupang, Ujungpandang, Palembang dan Pekanbaru. SBK merupakan sekolah multikultural yang membuka beasiswa bagi siswa yang ingin mengenyam pendidikan di sekolah ini.

“Kami membuka akses beasiswa penuh dengan melibatkan publik seluas-luasnya agar transparan diketahui segala proses belajar mengajar serta memberikan kesempatan kepada siswa bersekolah selama 3 tahun,” ucapnya.

Dengan penyelenggaraan program ini, Ai berharap dapat menemukan pola pembelajaran kontekstual dan menghargai karakteristik budaya yang menempel pada masing-masing siswa dari beragam suku. Di sini, semua orang bukan semata-mata sekadar berburu ilmu atau nilai saja sekolah ini bukan tempat mencari penghidupan, lebih jauh dari itu, kami justru memperoleh bahagia di sini. Kebutuhan yang paling kami cari adalah rasa damai, hidup rukun dan selaras dengan ruang hidup. Kami menemukannya di sini, tutur Ai.

Baca Juga :  Minta Pemerintah Segera Stabilkan Harga Kedelai

Maman Suherman selaku pegiat literasi dengan sapaan akrabnya, Kang Maman memberikan notulensi acara silaturahmi ini dengan menyampaikan beragam inspirasi. Bahwa banyak cerita di antara yang sering dikirimi buku pelajaran atau buku rohani dari beragam suku yang ada di Indonesia untuk saling berbagi dengan yang berbeda suku dan agama. Bahwa di Indonesia ke-Bhineka Tunggal Ika-an itu sangat luar biasa, berbeda bahwa kita satu dengan keberagaman ini dan tidak Bhineka maka tidak Indonesia.

Dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan setiap individu harus memiliki aksi empati, bagaimana perhatian orang lain untuk saling mendukung terhadap sesama yang membutuhkan seperti halnya yang dilakukan JNE kepada SMK Bakti Karya Parigi.

Dan empati bukan hanya persoalan kita bersimpati kepada orang dan apa yang dirasakannya. Bahwa Empati itu adalah empat suku kata yang dibelakang nya, sehingga JNE dapat bertahan selama 32 tahun lantaran senantiasa bersilaturahmi, berbagi, memberi dan menyantuni, tutupnya.

 

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *