Uritanet, Jakarta –
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyatakan saat ini merupakan momentum untuk melakukan perubahan arah perjalanan bangsa, dengan melakukan koreksi sistem tata negara dan ekonomi.
Demikian diucapkannya saat menerima audiensi Pengurus Pusat Perkumpulan Intelektual Pemuda (PIP) Indonesia di Jakarta (7/6).
Turut hadir Ketua PIP Fitra Ananda, Bendahara Umum, Firmansyah dan beberapa Kepala bidang yaitu Surya Aji, Eli Fatmawati dan Zahra. Didampingi pula Senator asal Banten, Habib Ali Alwi.
LaNyalla pun meminta generasi muda untuk membuka mata terhadap berbagai penyimpangan dan paradoksal yang terjadi pada bangsa.
“Anak-muda jangan terkecoh dengan situasi negara sekarang. Rakyat jauh dari kata sejahtera. Utang semakin menumpuk. Sumber Daya Alam yang melimpah yang harusnya untuk kemakmuran rakyat justru salah dalam pengelolaannya,” tegas LaNyalla.
Kondisi itu, tidak boleh dibiarkan. Sudah waktunya anak-anak muda menjadi generasi pelurus bangsa. Iya, generasi muda bukan lagi penerus bangsa, tetapi pelurus bangsa. Kalau penerus berarti kalian hanya meneruskan pembelokan-pembelokan yang terjadi.
Dikatakan LaNyalla, saat inilah waktunya bangkit dan melakukan koreksi dengan mendorong bangsa kembali kepada Pancasila. Faktanya amandemen konstitusi tahun 1999 hingga 2002 telah mengganti lebih dari 95 persen pasal-pasal di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Naskah Asli.
“Perjuangan DPD RI sekarang adalah mengembalikan Pancasila sebagai norma hukum tertinggi, yang terjabarkan melalui Pasal-Pasal di dalam Konstitusi,” tuturnya.
Makanya, LaNyalla mengajak para intelektual muda di PIP mendorong lahirnya Konsensus Nasional untuk memperbaiki kelemahan naskah asli konstitusi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Kita sempurnakan naskah asli UUD 1945 dengan teknik adendum, tanpa mengubah konstruksi sistem bernegara yang telah dirumuskan para pendiri bangsa,” ujar LaNyalla.
Ketua PIP Indonesia, Fitra Ananda berharap silaturahmi dengan Ketua DPD RI akan mampu merajut hubungan baik dan bersinergi ke depannya. Apalagi para anggota PIP yang mayoritas adalah mahasiswa masih membutuhkan arahan dan bimbingan agar bisa berkontribusi untuk bangsa.
“PIP fokus dalam kajian-kajian isu strategis. Menurut kami lebih baik menyuarakan kepentingan rakyat dengan dialog dan adu data, itu lebih elegan daripada turun ke jalan,” tukas Fitra.
Sementara itu Senator asal Banten, Habib Ali Alwi mengatakan anak muda seharusnya tidak hanya bermain dalam tataran intelektual, namun perlu idealisme dan sikap.
“Jangan terlalu terjebak di area intelektual. Kaum muda perlu lahirkan idealisme dan idealisme itu dituangkan ke dalam gerakan,” papar Habib Ali Alwi.
)**Yuri Gharib