Stasiun Bekasi Jadi Simbol Transportasi Modern: Integrasi LRT hingga Teknologi Face Recognition

Stasiun Bekasi kini menjelma sebagai wajah baru transportasi publik modern di Jabodetabek

Uritanet – Bekasi, 11 Juni 2025    Di tengah pesatnya urbanisasi dan kebutuhan mobilitas lintas kota, Stasiun Bekasi kini menjelma sebagai wajah baru transportasi publik modern di Jabodetabek. Tak hanya berfungsi sebagai tempat naik-turun penumpang, stasiun ini telah bertransformasi menjadi simpul integrasi multi-moda dan digitalisasi layanan yang mempercepat konektivitas antarwilayah.

Berada di jantung Kota Bekasi, stasiun ini kini menjadi titik perlintasan penting, tidak hanya bagi warga Bekasi, tapi juga masyarakat Jakarta, Karawang, hingga Cikarang yang mencari alternatif perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ) maupun komuter.

Menurut Ixfan Hendriwintoko, Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, volume pengguna KAJJ di Stasiun Bekasi terus meningkat signifikan. Selama lima bulan terakhir, sebanyak 472.872 pelanggan tercatat berangkat dari Stasiun Bekasi, menjadikannya stasiun tersibuk ketiga di wilayah Daop 1 Jakarta, setelah Pasar Senen dan Gambir.

Namun, yang menjadikan Stasiun Bekasi istimewa bukan hanya angka penumpangnya, melainkan kemampuannya sebagai simpul integrasi transportasi modern. Stasiun ini terhubung dengan KA Commuter Line, serta dapat diakses ke LRT Jabodebek melalui dua titik: Stasiun Jatimulya dan Stasiun Bekasi Barat, menjadikan perpindahan moda semakin praktis dan efisien.

“Integrasi dengan LRT dan layanan komuter membuat Stasiun Bekasi fleksibel untuk berbagai arah perjalanan,” ujar Ixfan.

Lebih jauh, Stasiun Bekasi kini juga menjadi pionir dalam penerapan teknologi face recognition sebagai bagian dari sistem boarding. Inovasi ini memungkinkan pelanggan melewati boarding gate tanpa harus menunjukkan dokumen fisik, mempercepat antrean dan meminimalkan kontak langsung.

Baca Juga :  Komjen Agus Andrianto Jadi Wakapolri

Teknologi ini merupakan bagian dari komitmen PT KAI terhadap transformasi digital dan upaya menuju transportasi berkelanjutan, sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek industri, inovasi, dan infrastruktur.

“Digitalisasi ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal efisiensi, pengurangan kertas, dan pelayanan ramah lingkungan,” jelas Ixfan.

Dengan total 436 perjalanan KA per hari yang dilayani—baik KAJJ maupun Commuter Line—serta 8 jalur operasional yang siap menampung arus lalu lintas kereta, Stasiun Bekasi semakin kokoh memantapkan diri sebagai model transportasi publik masa depan: terintegrasi, digital, dan berorientasi pada kenyamanan pengguna.

**Benksu

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *