Jakarta (Uritanet) :
Pemilihan Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Prasetiya Mulya (IKAPRAMA) 2025 mulai menggeliat, dan bukan sekadar tentang suara terbanyak, tetapi tentang suara hati yang memanggil pada semangat kebersamaan.
Di tengah proses demokrasi yang biasanya panas dan penuh strategi, sosok Adharta hadir membawa angin sejuk dan nada yang berbeda: nada persaudaraan, kolaborasi, dan inklusi.
Dengan gaya santai namun sarat makna, Adharta secara resmi mendeklarasikan pencalonannya sebagai Ketua Umum IKAPRAMA dengan nomor urut 1 pada 16 Mei 2025 lalu.
Ia tidak tampil sebagai kandidat yang mengejar kemenangan semata, tetapi sebagai seorang alumni yang ingin menjadi jembatan untuk menyatukan semangat kolektif para lulusan Universitas Prasetiya Mulya.
Pemilu Alumni, Ramah dan Penuh Rasa Akrab
Meski hanya diikuti dua kandidat, pemilu kali ini terasa istimewa. Adharta tidak melihat kompetisi ini sebagai medan rivalitas, tetapi sebagai ruang untuk menyatukan visi dan energi para alumni.
Ia bahkan mengajak semua pihak untuk melepas ego dan simbol angka, menggantinya dengan simbol nomor 3—yang ia artikan sebagai lambang kolaborasi, kebersamaan, dan kepedulian satu sama lain.
“Ayo kita tinggalkan simbol angka 1 atau 2, dan kita ganti dengan simbol nomor 3—kebersamaan,” ajaknya, seraya tersenyum dalam satu pertemuan alumni yang berlangsung hangat.
Bersahaja dalam penampilan, namun kuat dalam nilai dan gagasan, Adharta tampil membawa semangat baru dalam dinamika kepemimpinan alumni. Ia tidak mengusung tim sukses seperti lazimnya kandidat, melainkan membangun tim kolaboratif yang inklusif, membuka ruang diskusi, dan merangkul semua alumni tanpa sekat.
“Yang saya dorong adalah tim kolaboratif, terbuka, dan inklusif,” ucapnya tenang namun tegas.
Ia menekankan, bahwa menjadi Ketua Umum bukan soal kuasa, tapi tentang kesiapan untuk melayani dan merawat jaringan alumni dengan hati.
Semangat Kekeluargaan di Tengah Perbedaan
Di tengah arus perbedaan pilihan yang wajar dalam demokrasi, Adharta justru memperkuat pesan bahwa pemilu alumni harus menjadi ruang untuk saling menghargai.
Ia ingin menjaga agar setiap alumni merasa memiliki peran, bukan hanya yang menang, tapi juga yang memilih kandidat lainnya.
“Kalau kita bisa menjaga kebersamaan, maka kemenangan siapa pun tidak akan terasa berat. Semua akan merasa dilibatkan,” tuturnya penuh empati.
Cinta Kasih Menyongsong Masa Depan
Di penghujung pernyataannya, Adharta mengajak seluruh alumni Prasetiya Mulya untuk terus mensyukuri setiap momen hidup, menjaga koneksi antaralumni, dan menatap masa depan dengan hati yang lapang.
“Jayalah selalu, Prasetiya Mulya!” serunya penuh semangat, yang langsung disambut tepuk tangan para alumni yang hadir.
Baginya, ikatan alumni bukan hanya label, tapi ruang batin untuk saling menguatkan dan membangun jejaring yang berdampak nyata.
Semangat Kebersamaan Tak Lekang Waktu
Deklarasi Adharta bukan hanya sebuah momen politik alumni, tetapi cermin dari semangat baru yang ingin menjadikan IKAPRAMA sebagai rumah besar yang nyaman dan terbuka.
Bukan tempat persaingan, tapi tempat persatuan. Sebab, hanya dengan kebersamaan dan cinta kasih, almamater ini bisa terus maju dan memberi arti bagi masyarakat.
)**Don/ Tjoek