“Saat program dimulai, saya menjabat sebagai Kasad. Waktu itu sudah disiapkan. Presiden banyak memberikan perintah kepada semua, termasuk saya sebagai Panglima. Kita diminta masukan, waktu itu belum ditentukan di mana. Kita beri masukan secara umum. Setelah itu dieksekusi oleh Kementerian Pertahanan, dan kami di Angkatan Darat kan tidak dilibatkan,” terang Andika.
Lebih lanjut, Andika Perkasa mengatakan bahwa dari perspektif kebijakan publik, perlu disoroti keuntungan yang diperoleh dari sebuah program. Termasuk, keuntungan dari Program Food Estate yang ternyata gagal di Kalimantan Tengah.
Sebagai catatan, Program Food Estate pertama di Kalimantan Tengah, kebun singkong yang ditanam di lahan seluas lebih dari 30.000 hektare.
Share Article :