“Women in Digital Entrepreneurship (WiDE): #RecoverTogether with Digital Entrepreneurship”

Uritanet, – Melalui  peringatan  Hari  Kartini yang  jatuh pada  tanggal  21  April  2022.  Badan  Litbang  SDM, Kementerian   Komunikasi  dan Informatika, bekerja   sama   dengan   IEEE   Indonesia   Section akan menyelenggarakan    kegiatan    dengan    tema “Women in Digital Entrepreneurship (WiDE): #RecoverTogether with Digital Entrepreneurship” secara virtual.

Pandemi COVID-19, dunia menghadapi krisis perekonomian yang berdampak kepada krisis multidimensional selama dua tahun terakhir dan membutuhkan tekad bersama untuk pulih dari krisis pandemi. Dalam rangka penyelesaian masalah tersebut, agenda pertemuan G20 memiliki tekad dan tujuan untuk mendorong pemulihan krisis.

Indonesia sebagai Presidensi G20 mengusung semangat pulih bersama dengan tema “Recover Together, Recover Stronger” sebagai suatu upaya bersama dalam mencari jalan keluar atau solusi pemulihan dunia akibat tekanan pandemi COVID-19.

 

Dalam Presidensi G20, Indonesia dan delegasi negara anggota G20 menyepakati bahwa  transformasi ekonomi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan,  menjadi satu dari tiga isu prioritas yang dibahas pada agenda G20.

Pada Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau Digital Economy Working Group (DEWG), usulan Indonesia untuk mencapai transformasi digital yang inklusif memberdayakan dan berkelanjutan, meliputi Post Covid-19 Recovery and Connectivity, Digital Skills and Digital Literacy, dan Cross-Border Data Flow and Data Free-Flow with Trust, menjadi bagian penting untuk mewujudkan agenda transformasi digital global yang sejalan dengan tema besar Presidensi G20 Indonesia “Recover together, Recover Stronger”.

Senada dengan isu prioritas pada pertemuan DEWG, Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo, Hary Budiarto menyampaikan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) memiliki komitmen untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan daya saing SDM di bidang teknologi informasi untuk mendukung transformasi digital dan meningkatkan ekonomi digital di Indonesia yang tangguh, berkembang secara berkelanjutan, dan inklusif.

“Sesuai dengan pembahasan pada pertemuan DEWG di agenda G20, kemampuan digital dan literasi digital merupakan bagian penting dalam meningkatkan partisipasi kelompok rentan. Maka program DTS percaya melalui peningkatan kedua keterampilan tersebut, kita akan mampu menjembatani kesenjangan digital, kesenjangan kecakapan digital, dan mengurangi ketidaksetaraan terutama di masa pemulihan krisis pandemi COVID-19,” ungkap Hary.

Dalam rangka mempercepat pemulihan global pasca pandemi Covid-19, kelompok ekonomi masyarakat yang didalamnya termasuk keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak boleh luput dari pembahasan transformasi digital.

Digital Entrepreneurship Academy (DEA) yang merupakan bagian dari program Digital Talent Scholarship (DTS), merupakan program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bertujuan menyiapkan SDM pewirausaha unggul untuk mempercepat transformasi digital di bidang kewirausahaan.

Baca Juga :  Hmmm …Racikan EsKopi With Susi Almond Plus Gula Aren … hmmm

“Dengan target total 60.000 orang pewirausaha terlatih pada tahun 2022, lewat program DEA kami memiliki tujuan untuk mencetak pewirausaha digital baru yang nantinya mampu mengembangkan kewirausahaan digital., termasuk membantu perempuan Indonesia seperti ibu rumah tangga muda untuk memulihkan perekonomian keluarga selama masa pandemi dengan menjadi Digipreneur baru. Sesuai dengan tema presidensi G20 kita untuk Pulih Bersama secara ekonomi,” ujar Hary.

Dalam sisi perkembangan teknologi, perempuan dan laki-laki memiliki kesetaraan untuk memperoleh kesempatan dan peluang yang sama untuk mengakses, menggunakan, dan menguasai teknologi. Namun, masih terdapat ketidaksetaraan digital antara laki-laki dan perempuan yang disebabkan faktor ekonomi, sosial, maupun budaya.

Munculnya pandemi COVID-19 semakin memperkuat ketidaksetaraan struktural gender. Perempuan lebih rentan terkena dampak negatif karena cenderung bekerja di sektor-sektor yang paling terpukul oleh pandemi dan merupakan sektor-sektor yang diperkirakan lambat pulih, seperti ritel, perhotelan, dan UMKM.

Transformasi digital menjadi salah satu kunci utama untuk bangkit dari keterpurukan di masa pandemi. Lapangan ekonomi digital memerlukan partisipasi aktif dari perempuan untuk menjawab tantangan kreativitas dan kemampuan adaptasi untuk perubahan.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Femmy Eka Kartika, menegaskan bahwa urgensi partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi seperti UMKM sangatlah tinggi.

“Pemerintah menyadari signifikannya peran kewirausahaan dalam mendukung perekonomian nasional. UMKM terbukti menjadi tulang punggung perekonomian kita. Dari jumlah usaha, hampir 99 persennya merupakan UMKM, yang mana sedikitnya 60 persen merupakan UMKM yang dikelola oleh perempuan,” tegasnya.

“Namun berbagai tantangan masih dihadapi wirausaha perempuan, seperti keterbatasan akses pada pelatihan kewirausahaan, pemahaman teknologi digital yang masih minim, juga kesulitan dalam mendapatkan akses permodalan,” lanjut Femy.

Kemenko PMK menyadari hal tersebut dengan mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan. Mengingat perempuan pewirausaha sangat terdampak di masa pandemi, kerjasama dengan Ant Group menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mengadakan pelatihan. Perusahaan afiliasi Alibaba Group yang memiliki platform pembayaran digital terbesar Tiongkok ‘Alipay’ tersebut menyelenggarakan program pelatihan fintech ‘10×1000 Tech for Inclusion’ yang ditujukan bagi perempuan dan UMKM.

Pelatihan tersebut tidak hanya menawarkan pengetahuan fintech atau pengetahuan terkait digital, tetapi juga akan menumbuhkan pola pikir yang lebih positif sehingga penggunaan teknologi dapat dimanfaatkan pada hal-hal yang berdampak sosial dan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga :  Inilah Catatan Komite III DPD RI Soal Penyelenggaran Ibadah Haji Tahun 2024

Dalam pelatihan ini, peserta juga dapat saling bertemu, berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait produk, mitra, serta pasarnya yang sangat berguna bagi mereka.

Tidak berhenti sampai situ, pemerintah juga mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan. Menurut Kepala Sub Kelompok Kerja Digital Entrepreneurship Academy, Riza Azmi, sebagai ketua pelaksana kegiatan ini, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan lebih  banyak  peran perempuan  di  sektor  kewirausahaan dan peningkatan akses dan penggunaan TIK untuk berwirausaha untuk membantu pemulihan ekonomi semasa pandemi.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung perayaan puncak International Telecommunication   Union (ITU) International #GirlsinICT  Day pada  bulan April bertajuk Access and Safety.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda juga turut mendukung acara WiDE yang menargetkan para perempuan pewirausaha muda.

“Ini merupakan peluang bagi UMKM perempuan. Dengan memanfaatkan momentum Hari Kartini, pewirausaha perempuan bisa memanfaatkan pelatihan yang ditawarkan melalui pemanfaatan teknologi digital. Saya sangat mengapresiasi Kementerian Kominfo yang secara konsisten ikut memajukan wirausaha perempuan dan pemuda melalui teknologi digital,” ungkap Femy.

Selain dimeriahkan dengan webinar, peringatan Hari Kartini Tahun 2022 juga akan menyelenggarakan dua sesi panel. Sesi pertama, “Women in  Digitalpreneur: Aspiring  Speech  from  the  Government” merupakan  sesi  panel  dan pelatihan yang diisi oleh stakeholders pemerintah untuk memperbaiki asimetris informasi mengenai dukungan pemerintah terhadap Digital Entrepreneurship.

Sesi kedua, “Women in Digitalpreneur: Inspiring Speech from Professionals” merupakan sesi panel dan pelatihan dari para tokoh profesional, asosiasi perempuan, maupun perusahaan teknologi global yang bertujuan memberikan inspirasi dan  membangun semangat perempuan untuk menjadi Digipreuneur dengan memanfaatkan teknologi.

Peringatan Hari Kartini bertajuk “Women in Digital Entrepreneurship (WiDE): #RecoverTogether with Digital Entrepreneurship” akan dihadiri oleh Menkominfo Johnny G. Plate, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menparekraf Sandiaga Uno, Menteri Koperasi & UMKM Teten Masduki, serta Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. Acara ini juga akan dihadiri oleh pembicara dan petinggi dari Google Indonesia, Gojek, Tokopedia, Bukalapak dan AntGroup.

Acara “Women in Digital Entrepreneurship (WiDE): #RecoverTogether with Digital Entrepreneurship” yang akan berlangsung pada Kamis, 21 April 2022 terbuka bagi peserta pewirausaha perempuan yang berusia 15 s.d. 35 tahun. Proses pendaftaran  peserta  dapat dilakukan melalui https://komin.fo/kartini mulai dari 3 April hingga 19 April 2022 mendatang.

)**TriCahyo

 

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *