Gala Premiere Film Eva: Pendakian Terakhir, Suguhkan Horor, Mistis, dan Dialog Budaya

Film Eva: Pendakian Terakhir siap menyapa penggemar dengan gala premiere yang akan digelar di Epicentrum, Kuningan, pada Rabu (8/1/2025)

Uritanet – Jakarta, 7 Januari 2025, Film Eva: Pendakian Terakhir siap menyapa penggemar dengan gala premiere yang akan digelar di Epicentrum, Kuningan, pada Rabu (8/1/2025). Film ini tidak hanya menawarkan kisah horor dan mistis, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang pelestarian budaya dan kesadaran ekologis.

Produser Eksekutif, Anwar A. Mattawape, menjelaskan bahwa acara gala premiere ini akan dihadiri sejumlah tokoh politik, kepala daerah, serta para artis pendukung. Ia berharap film ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mampu menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan melestarikan budaya.

“Kami ingin film ini menjadi pintu untuk membuka kesadaran tentang hubungan manusia dengan alam, serta pentingnya merawat budaya yang sarat nilai-nilai kearifan lokal,” ujar Anwar, yang juga seorang aktivis pencinta alam.

Kisah Nyata Bernuansa Mistis

Film yang akan resmi dirilis di bioskop pada 16 Januari 2025 ini mengisahkan perjalanan Eva (diperankan oleh Bulan Sutena), seorang perempuan yang tengah berduka atas kehilangan ibunya. Dalam upaya menghibur Eva, sahabatnya, Pasha (Keisha Alvaro), mengajaknya mendaki sebuah gunung di Sulawesi Selatan yang terkenal karena kisah mistisnya.

Baca Juga :  Mugi ‘Go Be Yourself’ Gelas Kosong Itupun Kini Ditawari Main Film Layar Lebar

Namun, pendakian tersebut berubah menjadi pengalaman menegangkan ketika Eva mendadak menghilang dan terjebak di dimensi lain, dihantui oleh sosok mengerikan.

Menurut Anwar, meskipun kisah ini terinspirasi dari kejadian nyata di Sulawesi Selatan, proses syuting dilakukan di Jawa, tepatnya di Gunung Kidul. Ia menilai adanya kesamaan tradisi dan budaya dalam menghormati alam antara kedua wilayah tersebut.

“Hal ini menunjukkan bahwa cerita ini bersifat universal. Meskipun terjadi di Sulawesi, nilai-nilai yang terkandung relevan di mana saja,” tambahnya.

Simbol Budaya dan Pesan Lingkungan

Salah satu simbol menarik dalam film ini adalah gerakan telunjuk di depan bibir sebagai tanda untuk menghormati alam. Anwar menjelaskan bahwa simbol ini mengajarkan manusia untuk tidak gaduh saat berada di alam, serta menyerap nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal.

“Kami ingin mengedepankan etika budaya. Larangan seperti tidak mendaki saat haid atau tidak buang air sembarangan memiliki pesan penting. Ini bukan sekadar tabu, tetapi langkah untuk menjaga ekosistem,” jelas Anwar, yang juga founder Titah Synergi.

Pengalaman Mistis dan Pesan Moral

Bulan Sutena, pemeran Eva, mengaku tertarik memerankan karakter ini karena tema pendakian dan alam yang relevan dengan dirinya. Ia juga berbagi pengalaman mistis selama proses syuting di Gunung Kidul.

“Dalam salah satu adegan, saya benar-benar tertidur tanpa sadar. Kru mengatakan ada penampakan yang mengendus wajah saya. Itu pengalaman yang tak terlupakan,” ungkapnya.

Nobar dan Talkshow di Makassar

Sebagai bagian dari promosi, nonton bareng (nobar) juga akan diadakan di Makassar pada 18 Januari 2025. Acara ini akan menghadirkan pendaki, aktivis lingkungan, influencer, dan penggiat media sosial. Selain nobar, akan ada talkshow yang melibatkan anak muda.

“Film ini melibatkan banyak anak muda, dan kami berharap generasi muda terinspirasi untuk lebih peduli pada lingkungan dan budaya,” kata Anwar.

Anwar juga berharap film-film serupa dapat terus diproduksi untuk mendorong ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. “Jangan lupa saksikan Eva: Pendakian Terakhir di bioskop mulai 16 Januari 2025,” pungkasnya.

Baca Juga :  Nia LIDA Ajak Iqhbal LIDA Pacaran Saat Syuting Klip Video ‘Lebih Dari Hidupku’

**Benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *