Generasi Muda Berkualitas Disiapkan Dari Keluarga Berkualitas

Uritanet, Jambi –

Generasi muda berkualitas tak lahir secara kebetulan, namun generasi muda berkualitas harus disiapkan, dimulai dari keluarga berkualitas demi terwujudnya generasi yang memiliki daya saing dengan negara lain, demikian dijelaskan Handayani, SKM., MPH, Anggota Komisi IX DPR RI, saat hadir dalam kegiatan Sosialisasi dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) TA 2024 di Provinsi Jambi, yang berlangsung di Aula Desa Rantau Kermas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi (28/9).

Oleh karenanya, kolaborasi eksekutif dan legislatif dalam mengadvokasi pemerintah daerah diharapkan memberi daya ungkit yang signifikan dalam menurunkan angka stunting menjadi 14% di tahun 2024, lanjutnya.

“Dengan demikian semua memiliki keterlibatan dan memiliki peran penting dalam menanggulangi Stunting. Sinergitas diperlukan untuk mengintervensi aspek sensitif dan spesifik dari Pencegahan Stunting, ” tukas Handayani, SKM., MPH, Anggota Komisi IX DPR RI.

Stunting adalah permasalahan besar nasional saat ini, dan merupakan salah satu fokus pemerintah dan menjadi program prioritas nasional untuk diselesaikan. Sosialisasi ini merupakan salah satu langkah strategis dan tepat untuk mengawal akuntabilitas Program Bangga Kencana dan akselerasi penurunan stunting di Desa Rantau Kermas, Jambi.

“Dan dalam pengentasan stunting harus dilakukan secara terpadu serta butuh komitmen kuat dari semua pemangku kepentingan”, tambahnya H. Handayani, SKM., MPH.

Baca Juga :  Dr. Tri Adhianto Talk Show Via Zoom Bersama Prajanity Kota Bekasi

Program Bangga Kencana berfokus untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.Dimana salah satu fokus dari program tersebut adalah penurunan stunting yang juga menjadi program strategis nasional saat ini.

Oleh karenanya, Stunting, menurut H. Handayani, SKM., MPH tentunya harus ditangani secara baik, terukur, terarah dan akuntabel, melalui kerja nyata, kerja tuntas, kerja cerdas dan kerja berkualitas.

Sementara Drs. Putut Riyatno, M.Kes, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, yang turut hadir juga selaku narasumber, menambahkan bahwa angka Stunting di Provinsi Jambi akan turun jika program Bangga Kencana berhasil dengan baik. Dimana salah satu programnya tidak menikah di usia muda karena akan menimbulkan resiko terjadinya Stunting.

Selain hamil di usia terlalu muda atau terlalu tua juga beresiko, hamil terlalu dekat jaraknya antara anak yang satu dengan anak lainnya, serta tidak memiliki anak terlalu banyak.

BKKBN Provinsi Jambi, kata Putut, penurunan angka Stunting di Provinsi Jambi untuk tahun 2024 ditargetkan harus mencapai 12 persen, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi. Hal itu sejalan dengan Perpres nomor 72 Tahun 2021 tentang Program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) yang menargetkan penurunan prevalensi stunting nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Baca Juga :  Tiga Hal Penting Tanggulangi Stunting : Jaga Kesehatan, Jaga Makanan Bergizi, dan Tetap Beraktifitas

“Provinsi Jambi sendiri ditargetkan untuk menurunkan angka stunting dari baseline 13,5 persen pada tahun 2023 menjadi 11,9 persen pada tahun 2025, dan 3,5 persen pada tahun 2045,” ujarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi antar satgas stunting bersama dengan Pemda dan lintas sektor.

BKKBN memiliki sasaran prioritas pada level keluarga , yang memiliki peran strategis , terutama peran yang terkait dengan pertumbuhan penduduk seimbang , perwujudan keluarga berkualitas , kontribusi dalam hal keluarga berencana dan kesehatan reproduksi dan percepatan penurunan stunting.

“Stunting ini merupakan suatu kondisi yang sangat memperihatikan kalau misalnya tidak ada upaya-upaya,” ucap Drs. Putut Riyatno, M.Kes, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi.

“Hal tersebut dilakukan supaya kedepannya bangsa ini punya anak-anak sesuai dengan yang diharapkan dan tidak menjadi anak yang stunting. Stunting itu terjadi Ketika kondisi anak tumbuh dan berkembang yang kurang optimal diakibatkan asupan gizi,” katanya.

Dan asupan gizi ini perlu diperhatikan karena menyangkut generasi Indonesia berikutnya untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

Dan dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi semua pihak, kita tetap bisa membangun generasi masa depan, menjadi generasi yang unggul, berdaya saing, dan berkualitas dalam menuju berkemajuan, pungkasnya.

)**Arie

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *