Monomega Nina Nugroho #lahirkembali #berdayadalamkemenangan

Uritanet, Jakarta –

Dalam gelaran Ramadhan Runway 2023 yang dilaksanakan di Kota Kasablanka (14/4), Nina Nugroho mempersembahkan koleksi terbarunya Monomega, yang terinspirasi dari motif batik Megamendung khas Cirebon.

Seperti diketahui motif megamendung memiliki makna filosofi yang tinggi. Secara makna dan filosofi, Megamendung pertanda turunnya hujan. Hujan merupakan keberkahan yang turun dari langit guna memberikan manfaat untuk seluruh kehidupan di bumi.

Megamendung juga memiliki filosofi bahwa seorang pemimpin atau imam, harus turun ke bawah mengayomi dan memberikan manfaat untuk rakyatnya.

Makna lain dari Megamendung adalah bahwa setiap manusia harus dapat menahan amarah pada dirinya pada saat dalam kondisi terpuruk, sedih dan tertekan.

Dan sebagai catatan, motif Megamendung menjadi salah satu motif batik Purwa (tua) dari Cirebon. Bahkan motif ini telah ada sejak sebelum Cirebon ada, baik sebagai pedukuhan (kampung) maupun sebagai institusi kerajaan.

‘’Saya berharap para wanita yang mengenakan busana Monomega ini akan mampu tampil sebagai seorang pemimpin yang mampu mengayomi dirinya dan lingkungan kerja tempat ia berkarya dan juga dunia di sekitarnya. Mengayomi dalam hal ini juga mampu bertahan dalam kondisi apapun. Selalu bersikap bijaksana, seperti awan yang mendung dan menyejukkan suasana,’’ tutur Nina Septiana, sang desainer.

Dan koleksi Monomega Nina Nugroho sekaligus menandai #lahirkembali, paska bangkit dari pandemic. Monomega dari filosofi Megamendung sekaligus menjadi representasi semangat Nina Nugroho untuk bangkit paska pandemi juga dihadang resesi global.

Baca Juga :  Mega Arnidya alias Mpokgaga “Amigdala: Residu Yang Bersemayam” Perjuangan Bangkit Menjadi Penyintas Kekerasan Domestik

“Disini keberdayaan perempuan pelaku usaha kembali diuji. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana industri fashion dapat dimaksimalkan. Demi ketahanan ekonomi, bukan hanya dilingkungan terkecil di sekitar kehidupannya, tetapi lebih luas lagi, sebagai bagian dari upaya ketahanan ekonomi bangsa,” tutur Nina Nugroho.

Sebagai upaya bangkit akibat pandemi dan bijak menghadapi resesi global inilah, Nina Nugroho hadir dengan busana Idul Fitri ‘Monomega’. Sebuah ajakan agar dapat #berdayadalamkemenangan.

“Karena makna berdaya dan kemenangan (mengendalikan diri/hawa nafsu) sendiri sangat lekat pada diri seorang perempuan,” ujar Nina Septiana, kemudian.

Upaya untuk #lahirkembali tentu juga menjadi bagian penting dari konsumen Nina Nugroho yang merupakan para profesional, pemimpin di bidangnya masing-masing. Ini juga merupakan ajakan untuk berdaya bersama-sama rayakan dalam kemenangan. Menang melawan pandemic, menang melawan hawa nafsu setelah sebulan penuh berpuasa.

Baca Juga :  Panglima TNI Gladi Bersih Penanaman Mangrove Nasional di Taman Wisata Alam Angke

Dan sebagai penghujung catatan bahwa, selain makna filosofi yang melekat pada motif megamendung, Nina yang lahir dan besar di Cirebon juga mengamsalkan, pemilihan motif Monomega ini sebagai bagian dari upaya untuk kembali ke asal.

“Tak melupakan asal muasal dan turun membangun daerah dimana dilahirkan dan dibesarkan. Menjadi bagian penting dari sejarah tanah dimana seseorang dilahirkan dan dibesarkan,” pungkasnya.

Koleksi Monomega ini terdiri dari 8 looks yang ditampilkan. Menggunakan bahan premium soft silk yang yang nyaman dan terlihat anggun saat dikenakan. Terdiri dari shirt, tunik dengan paduan pipe pants dan kullot, juga midi dengan padanan skirt serta dress. Tentunya dilengkapi outer yang menambah kesan mewah dan elegan koleksi Monomega tersebut.

Tak ketinggalan, aksesori berupa kancing dari Swarovski baik di manset maupun di ujung kerah, menjadikan koleksi ini tampak elegan dan menawan.

Monomega menghadirkan busana dengan motif printing Megamendung dalam warna monokromatik, hijau, hitam, coklat susu, marun dan lumeria yang unik.

)***Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *