Indonesia Ambil Peran Sentral dalam Diplomasi Laut Global di UNOC-3 Prancis

Indonesia menunjukkan peran strategisnya sebagai pemimpin diplomasi laut global dalam Konferensi Kelautan PBB ke-3 (UNOC-3) Perancis

Uritanet – NICE, 13 Juni 2025 — Indonesia menunjukkan peran strategisnya sebagai pemimpin diplomasi laut global dalam Konferensi Kelautan PBB ke-3 (UNOC-3) yang berlangsung di Port Lympia, Nice, Prancis, pada 9–13 Juni 2025. Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yang aktif mendorong penguatan kolaborasi internasional demi masa depan laut yang berkelanjutan.

Dalam sesi pleno dan dialog bersama 193 negara anggota PBB serta organisasi internasional dan masyarakat sipil, Menteri Trenggono menyampaikan seruan untuk memperkuat kerja sama global menghadapi tantangan laut seperti perubahan iklim, degradasi ekosistem, dan overfishing. Ia juga menegaskan pentingnya “Blue Diplomacy” sebagai jalur untuk menjembatani kepentingan konservasi dan pembangunan ekonomi berbasis laut.

“Laut adalah warisan bersama umat manusia. Kerja sama lintas negara dan lintas sektor menjadi kunci keberhasilan upaya global,” ujar Menteri Trenggono dalam pidato utamanya.

Indonesia tampil sebagai motor penggerak dalam diplomasi laut, antara lain dengan menyerahkan instrumen ratifikasi Perjanjian Biodiversity Beyond National Jurisdiction (BBNJ), yang mengatur perlindungan keanekaragaman hayati laut di luar wilayah yurisdiksi nasional. Indonesia juga telah bergabung dalam Aquatic Blue Food Coalition bersama 40 negara untuk memperkuat ketahanan pangan laut dunia.

Tak hanya di forum resmi, Indonesia juga memperkuat posisi strategisnya melalui pertemuan bilateral dengan sejumlah negara mitra seperti Islandia, Inggris, Norwegia, Jerman, Maladewa, Korea Selatan, hingga lembaga internasional seperti World Bank dan Pegasus Capital. Isu-isu yang dibahas meliputi teknologi akuakultur berkelanjutan, pembiayaan inovatif untuk konservasi laut, dan peningkatan kapasitas riset kelautan.

Baca Juga :  Sambut Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia, Jaga Hubungan Baik Dengan Rusia

Langkah Indonesia dalam mendorong Blue Diplomacy juga tercermin lewat inisiatif global seperti Ocean 20, Indonesia Coral Reef Bond, dan Global Blended Finance Alliance. Ketiganya merupakan bentuk kontribusi nyata dalam menciptakan sistem pembiayaan hijau yang dapat diakses oleh negara berkembang untuk konservasi laut.

Menteri Trenggono juga mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah Ocean Impact Summit tahun 2026 mendatang bertepatan dengan Hari Laut Sedunia. Forum ini ditujukan untuk menyatukan pakar, filantrop, pelaku usaha, dan pemerintah dalam mendorong transformasi konkret di sektor makanan laut, energi biru, dan ekonomi laut berkelanjutan.

Konferensi UNOC-3 yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Kosta Rika tahun ini mengusung tema “Percepatan Aksi untuk Laut Kita”. Forum ini menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menjaga keberlanjutan laut sebagai bagian dari pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) 14.

“UNOC bukan sekadar forum, tetapi panggung penting untuk memperkuat solidaritas global dan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai landasan kebijakan. Indonesia siap terus menjadi bagian dari solusi dunia untuk laut kita bersama,” pungkas Menteri Trenggono.

**Benksu

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *