Polri & Perfilman: Kolaborasi Sinergi Baru untuk Film Edukatif dan Menghibur!

Jakarta (Uritanet) :

Diskusi antara Polri dan Badan Perfilman Indonesia membuka jalan kolaborasi dalam menciptakan film yang edukatif dan menghibur.

Inilah saatnya, Polri dan insan perfilman kini satu visi: menghadirkan film yang bukan cuma menghibur, tapi juga mendidik masyarakat.

Langkah bersama Polri dan BPI ini bukan hanya menjanjikan karya sinematik yang kuat secara naratif, tapi juga mengandung misi sosial yang berdampak.

Diskusi hangat yang digelar Divisi Humas Mabes Polri bersama Badan Perfilman Indonesia (BPI) di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bakal mewujudkan dua dunia ini bisa jalan bareng demi satu tujuan mulia.

Berlangsung (4/6), diskusi mengusung tema “Kolaborasi Polri dan Perfilman dalam Mendukung Film yang Menghibur dan Edukatif”.

Oleh karena itu, bukan sekadar obrolan ringan, tapi langkah awal dari kerja sama strategis antara institusi pemerintah dan pelaku industri kreatif.

Baca Juga :  Pekan Keanekaragaman Hayati 2024 Resmi Ditutup

Polisi Jadi Partner Kreatif

Dalam sambutannya Kadivhumas Polri Irjen Pol Dr. Sandi Nugroho yang diwakili Brigjen Pol Drs. S. Erlangga menegaskan pentingnya keterbukaan informasi antara Polri dan insan perfilman.

“Kolaborasi ini diharapkan membangun keterbukaan, serta menghasilkan karya film yang edukatif dan menanamkan nilai kebangsaan,” ucap Erlangga dengan penuh semangat.

Harapan serupa datang dari Gunawan Paggaru selaku perwakilan BPI. Ia menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya soal kuantitas produksi, melainkan bagaimana film menjadi alat edukasi sekaligus penggerak ekonomi kreatif.

“Polri punya peran penting dalam penegakan hukum, termasuk pembajakan film. Ini bagian dari ekosistem perfilman yang sehat,” katanya.

Sementara itu, Brigjen Pol Agus Wijayanto dari Divisi Propam Polri pun optimis dan menyambut positif sinergi ini. Karena bisa membantu internal Polri dalam menyajikan gambaran akurat bagi insan perfilman.

Baca Juga :  7 KA Keberangkatan Stasiun Gambir Diberhentikan di Stasiun Jatinegara, Ada Wondr Jakarta Running Festival

“Dengan kolaborasi ini, proses internal kami bisa lebih terbuka dan optimal,” tegasnya.

Sedangkan disisi yang lain, Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Dr. Naswardi, menggarisbawahi komitmen LSF dalam mempercepat proses perizinan sensor film agar tidak menghambat kreator.

“Kami ingin menumbuhkan budaya menonton yang sehat dan mendukung ekosistem perfilman nasional,” ungkapnya.

Masa Depan di Depan Layar

Diskusi yang turut dihadiri perwakilan KFT Indonesia itu, justeru menjadikannya momentum penting untuk mempererat kerja sama lintas institusi.

Dengan kata lain, demi film yang seru ditonton, tapi juga mencerdaskan dan membentuk karakter bangsa.

Film bukan lagi sekadar tontonan. Lewat kolaborasi ini, film bisa jadi jembatan antara institusi dan publik, sarana penyampaian pesan positif, dan wujud nyata kontribusi bersama untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Semangat kolaboratif ini menjadi bukti bahwa sinergi antara lembaga pemerintah dan pelaku industri kreatif adalah kunci menciptakan perubahan bermakna.

)**Tjoek

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *