Melesat 100 Km/Jam, Masinis Jadi “Navigator Senyap” di Balik Modernisasi Kereta Api

Daerah Operasi 1 Jakarta (Daop 1) terus memacu modernisasi dengan meningkatkan kecepatan sejumlah kereta api jarak jauh

Uritanet – Jakarta, 2 Juni 2025    Di tengah deru mesin dan laju roda besi yang kini melaju lebih dari 100 kilometer per jam, ada satu sosok yang tak terlihat namun memegang peran sentral: masinis. Dialah sang navigator senyap, duduk tenang di ruang kendali, membawa puluhan bahkan ratusan penumpang melintasi kota dan provinsi dalam balutan kecepatan dan presisi waktu.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui Daerah Operasi 1 Jakarta (Daop 1) terus memacu modernisasi dengan meningkatkan kecepatan sejumlah kereta api jarak jauh. Tapi di balik inovasi itu, nyawa sistem perkeretaapian tetap bertumpu pada ketangguhan manusia: masinis.

“Ketika kereta melaju lebih dari 100 km per jam, masinis bukan hanya pengemudi, tapi pengambil keputusan utama di setiap detik perjalanan,” ujar Ixfan Hendriwintoko, Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta.

Tak banyak yang tahu, tekanan kerja masinis setara dengan pilot pesawat komersial. Fokus penuh, reaksi cepat terhadap sinyal, cuaca, dan anomali teknis, serta kemampuan membaca kondisi rel—semua itu menjadi rutinitas yang tak terlihat oleh para penumpang yang duduk santai menikmati perjalanan.

1.321 Perjalanan Sehari, dan Masinis di Pusatnya

Daop 1 Jakarta mencatat frekuensi padat: 1.321 perjalanan kereta api per hari. Dari jumlah itu, 138 di antaranya adalah Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) yang melintasi jalur strategis, termasuk kereta-kereta andalan seperti Argo Bromo Anggrek dan Tegal Bahari.

Bayangkan bagaimana satu kesalahan kecil di ruang kemudi bisa berdampak besar. Karena itu, setiap masinis dibekali pelatihan berjenjang, penggunaan simulator digital, hingga pemeriksaan kesehatan sebelum bertugas. Tak ada toleransi untuk kecerobohan.

“Zero tolerance adalah prinsip kami. Karena satu kereta membawa harapan dan nyawa banyak orang,” tegas Ixfan.

Lebih dari Sekadar Mengemudi
Kehidupan seorang masinis bukan sekadar mengemudikan lokomotif dari titik A ke B. Ini adalah pekerjaan yang menuntut kecerdasan teknis, ketenangan mental, dan stamina prima. Tak hanya melawan kantuk di dini hari, mereka juga harus tetap sigap di tengah cuaca buruk atau gangguan sinyal.

Baca Juga :  KAI Daop 1 Jakarta Operasikan KA Sembrani Tambahan Relasi Gambir-Surabaya Pasarturi

Ixfan menambahkan, kecepatan tinggi menuntut koordinasi sempurna antara masinis dan Pusat Kendali Operasi (PK). “Itu seperti orkestra teknologi dan manusia. Semua harus harmoni.”

Profesionalisme yang Tak Pernah Diumbar
Bagi masyarakat, kenyamanan perjalanan KA sering dikaitkan dengan AC dingin, kursi ergonomis, dan waktu tiba yang tepat. Tapi semua itu bermuara pada kerja diam-diam seorang masinis. Ia tak dikenali penumpang, tak diberi tepuk tangan saat tiba di stasiun, namun tanpa kehadirannya, perjalanan takkan pernah sampai tujuan.

“Kami sangat menghargai dedikasi para masinis. Mereka tidak hanya profesional, tapi juga pahlawan senyap dalam sistem perkeretaapian modern,” tutup Ixfan.

Di Balik Kecepatan, Ada Hati dan Ketelitian

Di era kecepatan dan efisiensi, PT KAI membuktikan bahwa kemajuan teknologi tetap membutuhkan peran manusia yang kuat dan terpercaya. Dan di tengah gelombang digitalisasi itu, masinis tetap menjadi jiwa yang menjaga agar roda perkeretaapian terus berjalan—lancar, aman, dan tepat waktu.

**Benksu

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *