Tabanan Bergerak: Sosialisasi Bangga Kencana Dorong Pernikahan Sehat, Cegah Stunting dan Wujudkan SDM unggul 2045

Tabanan, Bali (Uritanet) :

Sosialisasi Program Bangga Kencana di Baturiti, Tabanan, Bali, yang menghadirkan Komisi IX DPR RI dan BKKBN Provinsi Bali, menekankan pentingnya pernikahan sehat dan kesiapan usia produktif demi cegah stunting dan wujudkan SDM unggul 2045.

Perlu diketahui, langit terasa lebih hangat dari biasanya. Bukan hanya karena sinar mentari yang lembut menembus pepohonan. Tetapi juga karena kehadiran para tokoh penting yang membawa harapan besar: generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan bebas stunting.

Kali ini, Sosialisasi Program Bangga Kencana di Tabanan, Bali, hadirkan kolaborasi lintas sektor untuk cegah stunting. Komitmen DPR, BKKBN, dan masyarakat sukses turunkan angka stunting secara signifikan.

Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Tabanan, menyambut hangat langkah-langkah penuh harapan. Jumat, 30 Mei 2025 menjadi saksi bagaimana sinergi antara pemerintah, wakil rakyat, dan masyarakat menyatu dalam semangat yang sama: membangun keluarga berkualitas dan bebas dari stunting.

Menikah Tak Perlu Terburu-Buru

Hadir Tutik Kusuma Wardhani, S.E., M.M., M.Kes. (Anggota Komisi IX DPR RI); dr.Ni Luh Gede Sukardiasih, M. F.or.,M.A.R.S (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali); serta Anak Agung Mirah Ariani,S.Pt.,M.Si (Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPPKB Kabupaten Tabanan).

dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.F.Or., M.A.R.S membuka sesi dengan pesan sederhana yang sangat mengena: “Jangan terlalu muda untuk melahirkan.”

Menurutnya, usia ideal menikah adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Jika pernikahan dilakukan terlalu dini—seperti pada usia 13, 14, atau 15 tahun—maka risikonya bisa sangat besar, termasuk potensi stunting pada anak.

“Nikotin dari rokok pun bisa mempengaruhi kualitas sperma pria. Maka dari itu, pastikan calon pengantin sehat, matang usia dan pikirannya,” tegas dr.Ni Luh.

Pesan ini sangat relevan dengan program pencegahan stunting yang diusung oleh BKKBN, sebagai bagian dari upaya membangun fondasi sumber daya manusia (SDM) yang kuat dan kompeten.

Indonesia Emas 2045 Dimulai dari Keluarga

Selanjutnya Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali ini menambahkan lewat pemaparannya yang lebih luas tentang visi masa depan Indonesia.

Ia memperkenalkan Program Kemendugbangga—sebuah inisiatif strategis dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Adapun target besar yang dicanangkan antara lain Pendapatan per kapita ditargetkan mencapai USD 23.000 – 30.300; Rasio Gini diharapkan turun menjadi 0,29-0,32, menandakan kesenjangan sosial yang semakin kecil; Global Power Index Indonesia ditargetkan masuk 15 besar dunia.

Baca Juga :  PLN IP UBP Priok – RSUD Tanjung Priok Helat Kelanjutan Program Penanganan Stunting

Disamping terkait pula, Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) meningkat ke 0,73; Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) ditekan hingga 93,5%; serta Indeks Kualitas Lingkungan Hidup digenjot hingga 83,0 poin.

Seluruh cita-cita ini, jelas dr. Ni Luh Sukardiasih, tidak akan tercapai jika kita tidak memulainya dari sekarang—dari keluarga, dari para remaja, dari para calon ibu dan ayah masa depan.

Keluarga Berkualitas

Dan kegiatan hari itu bukan sekadar penyuluhan, tetapi juga menjadi ruang dialog, edukasi, dan refleksi tentang pentingnya peran keluarga dalam pembangunan bangsa.

Tabanan memberi contoh nyata bahwa pembangunan tidak harus selalu dimulai dari pusat kota. Di Desa Perean Kangin, Kec. Baturiti, Kab.Tabanan, harapan itu bisa tumbuh—dengan cinta, ilmu, dan kesadaran.

Melalui Program Bangga Kencana dan semangat lintas sektor, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap anak lahir dari keluarga yang siap, sehat, dan penuh kasih.

Ini bukan semata hanya urusan demografi. Ini soal masa depan kita bersama.

Sekali lagi, dari Tabanan, suara harapan terdengar nyaring: bahwa masa depan Indonesia dibentuk hari ini.

Dari keluarga-keluarga yang tangguh dan generasi muda yang sadar akan peran mereka.

Indonesia Emas 2045 bukan sekadar impian besar, melainkan peta jalan yang bisa dicapai—selama kita memulainya dengan langkah kecil tapi pasti.

Ingat ! Jangan terburu-buru menikah. Jangan abaikan kesehatan reproduksi. Karena anak-anak kita berhak atas masa depan yang lebih baik.

Cegah Stunting Lewat Program Inovatif

Sedangkan disisi lain, Anak Agung Mirah Ariani, S.Pt., M.Si., selaku Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPPKB Tabanan, berkesempatan memaparkan sederet program unggulan yang telah dijalankan di Tabanan.

Semuanya berfokus pada edukasi, akses layanan kesehatan, dan perubahan perilaku masyarakat.

Adapun beberapa program andalan tersebut antara lain Semara Ratih: Konseling pra-nikah untuk calon pengantin agar siap secara fisik dan mental; Bungan Desa: Pelayanan publik yang merata ke desa-desa; Kerabat Kita: Menggerakkan partisipasi aktif warga; dan Gemar Makan Ikan: Promosi gizi seimbang dari laut untuk anak-anak sehat.

Selain peran aktif TP PKK Kabupaten Tabanan juga menjadi penopang penting dalam mensukseskan berbagai program tersebut. Hasilnya!? Angka stunting di Tabanan menurun drastis: 2021: 9,2%; 2022: 8,2%; dan 2023: 6,3%.  Semoga Tabanan Jadi Inspirasi.

)**Tjoekjegegtantri

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *