Diplomasi Lewat Budaya, Menbud Perkuat Peran Indonesia di Panggung Dunia

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya peran budaya sebagai kekuatan lunak (soft power) dalam diplomasi Indonesia

Uritanet – Jakarta, 22 April 2025 – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya peran budaya sebagai kekuatan lunak (soft power) dalam diplomasi Indonesia. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Sawala Budaya yang digelar di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, dengan melibatkan 31 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI yang akan bertugas di berbagai negara.

Dalam sambutannya, Menbud Fadli Zon menggarisbawahi amanat konstitusi Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 yang menjadikan kebudayaan sebagai pilar penting dalam peradaban bangsa. Ia menekankan dua narasi utama yang akan dikedepankan dalam diplomasi budaya: Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati dan budaya terbesar (mega diversity) serta sebagai salah satu peradaban tertua dunia.

“Kita ingin dunia tahu tentang Indonesia dari sudut pandang budaya. Salah satunya lewat film. Kami sedang siapkan produksi film tentang narasi ini, yang akan dikirim ke negara-negara tujuan para Duta Besar, lengkap dengan subtitle bahasa setempat,” ujar Fadli Zon.

Ia memaparkan arah kebijakan Kementerian Kebudayaan tahun 2025 yang dibagi ke dalam tiga direktorat jenderal utama. Pertama, Ditjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi yang fokus pada pelestarian warisan budaya, termasuk revitalisasi museum daerah. Kedua, Ditjen Diplomasi dan Promosi Kebudayaan yang bertugas memperkuat peran Indonesia di panggung global melalui diplomasi budaya. Ketiga, Ditjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan yang menangani tren budaya modern seperti pop culture, budaya digital, dan industri kreatif.

“Film menjadi alat strategis dalam diplomasi. Saat ini tren dunia adalah co-production dan funding production, dan Indonesia sudah berada di jalur itu. Film lokal kini menguasai 67% pasar nasional, dan kita punya Film Market lewat JAFF yang mempertemukan pelaku industri dari berbagai negara,” jelasnya.

Fadli Zon menambahkan, kementeriannya memiliki visi besar menjadikan Indonesia sebagai ibukota kebudayaan dunia. Salah satu langkah nyata adalah penyelenggaraan kembali World Culture Forum dan penguatan kerja sama kebudayaan antarnegara.

Baca Juga :  Bawaslu RI Rayakan HUT ke-17, Dihadiri Mantan Pimpinan hingga Perwakilan Lembaga Negara

Ia juga mengajak para Dubes untuk aktif mendorong pembentukan Rumah Budaya Indonesia di negara akreditasi masing-masing, serta menginisiasi kerja sama bidang kebudayaan, mulai dari repatriasi benda warisan budaya, promosi kuliner, hingga proyek kolaborasi seni dan digitalisasi aset budaya.

Sebagai penutup, Menbud menyampaikan delapan poin call to action untuk para Dubes, antara lain:

Mainstreaming budaya dalam program diplomatik

Fasilitasi pengusulan warisan budaya ke UNESCO

Dorongan terhadap investasi dan revitalisasi infrastruktur budaya

Baca Juga :  Kongres BPI 2022: Pemilihan Ketua Umum dan Dewan Pengawas BPI

Kolaborasi dalam produksi seni lintas negara

Pemanfaatan teknologi digital untuk pelestarian budaya

Diskusi berjalan dinamis dengan masukan dari para Duta Besar yang menyambut baik agenda Sawala Budaya. Mereka berharap forum serupa bisa dilakukan secara rutin, termasuk melalui pertemuan daring, agar sinergi diplomasi budaya dapat berjalan optimal dan terarah.

**Benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *