Uritanet – Yogyakarta, 20 Januari 2025 – Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) menggelar Kongres dan Seminar Nasional ke-16 dengan tema “Sumbangan Arkeologi untuk Mengukuhkan Indonesia sebagai Pusat Peradaban.” Acara yang berlangsung pada 3–5 Februari 2025 di Ballroom Sahid Hotel & Convention Yogyakarta ini menghadirkan 284 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi para arkeolog untuk bertukar gagasan dalam memperkuat identitas nasional. Ia menekankan pentingnya upaya re-inventing Indonesian identity, mengingat Indonesia memiliki sejarah panjang sebagai salah satu peradaban tertua di dunia.
“Kita memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin dan mendefinisikan ulang narasi evolusi global. Temuan fosil manusia purba, lukisan prasejarah, dan berbagai bukti arkeologi lainnya menegaskan posisi Indonesia dalam peta paleoantropologi dunia,” ujar Fadli Zon.
Menteri Fadli juga menyoroti rendahnya jumlah Cagar Budaya Nasional (CBN) yang saat ini hanya tercatat 228 situs, dibandingkan dengan lebih dari 48.000 objek yang diduga sebagai cagar budaya. Ia menilai banyak situs yang seharusnya telah ditetapkan sebagai CBN, namun terkendala oleh faktor administratif. Oleh karena itu, ia mengajak IAAI untuk berkolaborasi dalam merumuskan kebutuhan tenaga ahli cagar budaya di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Selain itu, Kementerian Kebudayaan juga berencana melakukan repatriasi benda-benda warisan budaya Indonesia yang berada di luar negeri, serta melakukan pendataan dan verifikasi ulang koleksi di Museum Nasional.
“Kami berharap masukan dari para arkeolog agar cagar budaya kita yang luar biasa ini dapat menjadi kontribusi nyata bagi peradaban dunia,” tutup Fadli Zon.
Acara ini turut menghadirkan Wakil Ketua MPR RI, Dr. Lestari Moerdijat, yang menyampaikan paparan mengenai peran arkeologi dalam memperkokoh identitas bangsa. Kongres dan Seminar Nasional ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan serta LPDP melalui Dana Indonesiana.
**Benksu