Lebih lanjut, Kang Maman mengajak para pengelola perpustakaan untuk lebih inklusif, menyediakan buku-buku Braille, dan membuka pintu bagi semua kalangan, termasuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. Ia menekankan bahwa perpustakaan seharusnya menjadi tempat yang menyambut semua orang tanpa terkecuali, dan mengingatkan betapa pentingnya peran perpustakaan dalam membangkitkan kembali kenangan dan harapan.
Di akhir paparannya, Kang Maman menantang Kemenpora dan pihak-pihak terkait untuk mendokumentasikan pencapaian-pencapaian penting dalam bentuk buku, sebagai bagian dari upaya menjaga memori bangsa.
Share Article :