Sayangnya, pemerintah belum bersedia melibatkan lulusan kampus pertanian secara masif.
“Kita mengakui China memiliki kemajuan yang luar biasa dalam teknologi pertanian. Tapi tidak berarti pemerintah mengabaikan keberadaan kampus dan SDM lulusan kampus Pertanian yang ada di dalam negeri”, tegasnya lagi.
Teknologi pertanian China merupakan projek padat modal yang tidak sesuai dengan visi food estate yang seharusnya dikembangkan dengan pendekatan padat karya.
Dan melibatkan asing dalam projek pangan mengancam masa depan biodiversitas Indonesia. Jangan sampai biodiversitas endemik langka kita diambil secara legal oleh negara asing. Termasuk ancaman penyebaran patogen atau virus berbahaya dari luar. Terlebih Laboratorium pangan identik dengan proxy biologi dan kimia negara asing, terang Senator Sultan.