Dan Gus Hilmy pun mengingatkan bahwa ada hal penting yang harus dibahas dalam pertemuan para ulama Al-Qur’an tersebut, yaitu tantangan memasyarakat Al-Qur’an, bagaimana agar masyarakat mampu membaca dan memahami Al-Qur’an dengan baik.
“Oleh sebab itu, kami mengusulkan dua hal. Pertama, merekomendasikan penambahan kurikulum pembelajaran agama di sekolah-sekolah formal maupun perguruan tinggi agar peserta didik dapat lebih memahami Al-Qur’an. Yang kedua, pembelajaran Al-Qur’an perlu diurus kurikulumnya. Jangan sampai pembacaan yang belum layak tetapi sudah berani menghafalkan Al-Qur’an. Bacaannya diperbaiki dulu kualitasnya, baru boleh menghafalkan Al-Qur’an,” pesan pria yang juga anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut.
Share Article :