Christopher Bollemeyer Dari Netral Sampai Bonga Bonga

Uritanet, – Cowok kelahiran 30 Desember 1976 ini dikenal dengan panggilan Coki Netral karena di band itulah namanya mulai terkenal. Namun untuk mencapai itu semua Coki harus melalui perjalanan panjang.

Kecintaannya pada musik sudah muncul sejak SD. Sampai-sampai urusan sekolah kalah gara-gara musik. Coki emang kayaknya nggak betah di kelas. Dia lebih sering kabur ketimbang mendengarkan pelajaran. Kesenangannya cuma dua, main gitar dan ngegame. Sang ayah penah menghajarnya habis-habisan karena ketahuan main dingdong di mall.

Coki ingin membuktikan bahwa dia bisa hidup dari musik. Band professional pertamanya adalah Drama. Saat album pertama Drama dirilis tahun 1996, dia dengan bangga memamerkannya ke seluruh keluarga.

Akhirnya orangtuanya mengalah, mereka mengizinkan Coki sekolah musik di Musicians Institute di Amerika Serikat. Sayang sekolahnya di MI tidak lama, krisis moneter 1998 membuat Coki harus kembali ke Indonesia.

Sekembalinya ke tanah air, Coki rajiin main di pub-pub. Salah satu penontonnya adalah pentolan jazz Idang Rasjidi yang mengajaknya main bareng. Coki sih asik-asik aja bisa dapat guru musik gratis dan mainin musik yang ngak bisa seperti kolaborasi dengan musisi karawitan Sunda.

Setelah itu Coki diajak jadi additional playernya Base Jam menggantikan Adnil Farsal. Coki ditelepon langsung Adon Saptowo (vokalis Base Jam) yang sama-sama teman satu gereja. Coki ikut menggarap album “Sinergi Base Jam Emp4t” tahun 2000 dan “Dari Hati” setahun kemudian.

Sebelum ke Netral, Coki tadinya mau bikin band bersama Eno dan Thomas Ramdhan dengan nama Cemas (gabungan dari nama mereka). Ide ini muncul setelah ketiganya sering memberi klinik musik di sejumlah kota. Namun akhirnya malah ke Netral diajak Bagus.

Selain Netral, Coki juga jadi gitaris Deadsquad diajak Stevie Item. Bersama Daniel (vokal), Bonny Sidharta (bas) dan Andyan Gorust (drum) formasi ini merilis dua album “Horror Vision” (2009) dan “Profanatik” (2013).

Awal 2014 Coki makin sibuk setelah gabung di band rock ugal-ugalan Black Teeth. Grup beraliran punk ini punya lagu yang hampir semua liriknya nakal dan berbau seksual. Dengan formasi Said Satriyo (vokal), Coki (gitar), Jeremia L. Gaol (bas) dan Eno (drum) menghasilkan dua album “Black Teeth” September 2014 dan “Bleki” pada 2016. Coki dan Eno nggak lama di band ini, mereka cabut di awal 2017.

Coki juga main di dua band yang isinya para alumni Deadsquad, yaitu Darksovls bersama Daniel, Bonny dan Gorust. Mereka sudah punya single “Kahar”. Band kedua adalah Bonga-Bonga personelnya sama plus Welby Cahyadi dan yang main drum Alvin Eka Putra. Band metal tapi fun dan colorful itu sudah meriilis album self title pada April lalu.

Coki juga punya album solo beraliran jazz fusion yang dikasih judul “Sunyotok by Coki Bollemeyer” (2016). Dia mengajak Jeremia, temannya di Black Teeth, kemudian Mario Obedh L. Gaol (drum) serta Aria Prayogi sebagai komposer sekaligus produser.

Nama Sunyotok diambil dari seniman Gatot Sunyoto, ahli suara perut (ventriloquist) dengan boneka tongki, anak-anak tahun 80an pasti tau boneka ini. Coki senang banget waktu dapat pesan singkat dan ucapan terima kasih dari Gatot Sunyoto. Agar lebih terasa Indonesia, Coki dan kawan-kawannya selalu pakai baju batik dan kopiah di panggung.

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *