Pentas Seri Monolog Di Tepi Sejarah “Panggil Aku Gombloh” Oleh Titimangsa Foundation

Gombloh memang sangat sederhana. Ia tak mau hidup glamour, sok ngartis bergelimang harta. Lagunya berbicara lantang tanpa tedeng aling-aling. Kematiannya pada Januari, 1988, membuat rakyat Surabaya memenuhi ruas-ruas jalan Kota Pahlawan hingga menyebabkan kemacetan sepanjang lima kilometer dari kompleks pemakaman Tembok.

Semua hal bisa diubah lewat cinta. Gombloh mendefinisikan cinta tak sebatas perasaan suka antara pria dan wanita. Tapi juga cinta tanah air, cinta sesama, cinta lingkungan dan cinta keluarga. Ia menamakannya Revolusi Melankolia. Revolusi cinta.

Baca Juga :  Puri Agung Convention Center Jadi Perhelatan 50Th Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta : Satu Tekad Kembali Menjadi Lebih Baik

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *