Batik, Lurik dan Tenun Troso by Dian Wardani

Uritanet, Jakarta – Dahulu pemanfaatan kain Batik hanya digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat formal di kerajaan-kerajaan. Begitu pula di era sekarang Batik kerap dipakai pada kegiatan seperti saat kondangan, maupun ke kantor. Melihat masih terbukanya kesempatan untuk memanfaatkannya lebih luas lagi (bisa dipakai non formal, red), maka kemudian memulailah usaha ini dari offline. Karena kebetulan dirinya juga menyukai Batik & Tenun yang bahannya didapat dari sejumlah daerah itu.

Begitu pula dengan kain Lurik, yang berawal dari saat berjalan-jalan kebetulan melihat motif Lurik yang khas. Dari sanalah, kemudian dirinya memiliki ide untuk menabrakkan atau memadukannya antara Lurik dengan sesuatu yang tradisional.

Setelah banyak yang meminati desain-desain semacam itu dengan konsep Batik dan Tenun. Akhirnya dibuatlah usaha ini. Lalu mulai bekerjasamalah dengan Zalora di tahun 2014. Alhamdulillah, banyak yang invite ke Instagram saya, dari Blibli.com, Pasaraya Blok M, atau VIP Plasa. Pemasaran produk desain pun mulai merambah melalui website untuk penjualan online-nya.

Baca Juga :  Panglima TNI Dukung Program Baznas dan BNPP Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Dalam proses pembuatannya, diproduksi sendiri, seperti satu baju dibuat 12 pcs (selusin) semua ukuran. Stok tidak boleh kurang dari 600. Setiap hari di cek stok produksi dan penjualannya. Setelah di desain, kemudin di kirim ke penjahit, misal untuk 8 model. Jadi 8 model x 12 bahan atau sekitar 96 bahan.

Para penjahit pun sudah paham disain dan modelnya, dan setelah jadi penjahit kemudian mengirim kembali ke kita. Lalu kita kirim ke photo studio. Setelah seluruh model baju di photo, maka kita siap untuk melaunching di medsos kita.

“Saya juga memeriksa stok bahan jadi kita, berdasarkan saran yang masuk di komen medsos. Kita buatlah plan atau rencara model ke depan, apakah celana atau baju. Nanti saya wa ke Jepara, Cirebon, Solo, Bantul untuk minta contoh mereka. Selain saya juga mensupport untuk Beritasatu, MetroTV, dan NET, untuk baju penyiarnya, ” ungkapnya.

Khusus di Inacraft 2022, pada hari pertama dan kedua pameran ini, antusiasme masyarakat nampak mulai bangkit. Tapi beberapa hari kemudian menjadi lebih baik. Kalau harapan di Inacraft ini, semoga banyak pengunjung yang tertarik dengan produk-produk dari kami.

“Kita memang lebih banyak pemasaran melalui online, karena itu kami mencoba penjualan offline di Inacraft 2022 ini melalui ASEPI,” pungkasnya.,

)**Benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *