Gus Hilmy: Perempuan Harus Bersedia Terlibat dalam Gerakan Sosial

Lebih lanjut, Rindang menjelaskan bahwa buku tersebut merangkum peran PW Fatayat NU DIY sejak pendiriannya pada 1961. Di antaranya dalam mengembangkan moderasi Islam, khususnya isu keadilan dan kesetaraan gender di DIY. Isu pemberdayaan perempuan yang kemudian diperluas cakupannya dengan isu perlindungan anak, menjadi fokus dan prioritas program Fatayat NU.

“Buku ini diharapkan bisa menjadi literatur yang berguna bagi pegiat sosial, akademis, aktivis perempuan, dan masyarakat, khususnya bagi generasi NU dan kader Fatayat NU untuk berjuang di masa depan,” ujar Rindang.

Buku setebal 224 ini dikerjakan oleh delapan penulis perempuan, yaitu Akhiriyati Sundari, Ashilly Achidsti, Kiromim Baroroh, Lindra Darnela, Maria Fauzi, Maryam Fithriati, Wiwin Siti Aminah Rohmawati, Zunly Nadia. (**Bambang Tjoek

Baca Juga :  Kadispenau Gelar Berbuka Puasa Bersama dengan Awak Media Massa Nasional

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *