Inilah! Cerita Pengalaman 3 News Anchor Indosiar Dalam Dunia Jurnalistik

news anchor indosiar dalam acara semangat senin indosiar, (foto : istimewa)

Ketiganya merupakan pembaca berita kriminal ‘Patroli’ dan program ‘Fokus’ Indosiar. Untuk sampai pada posisi news anchor, mereka terlebih dulu kenyang pengalaman menjalankan tugas jurnalistik di lapangan.

Pengalaman tersebut dijadikan sebagai perjalanan jurnalistik yang tak terlupakan, diantaranya mereka ceritakan kembali di program Semangat Senin (22/11).

Jemmy Darusman, misalnya, mengaku sempat tanpa sengaja berada di tengah massa anarkis saat live report di tengah aksi demo besar.

Siapa sangka, demo tersebut berbuntut kericuhan yang diwarnai ‘hujan’ batu dan bambu runcing dan Jemmy dan timnya berada di tengah pertikaian tersebut.

Baca Juga :  Audisi Dangdut Academy 5, Bisa Mendaftar Secara Online

“Saya nyaris terkena bambu runcing. Itu membuat data-data yang ingin disampaikan menjadi berantakan. Akhirnya, saya ambil bambunya, lalu berimprovisasi membahas tentang kejadian anarki.” kenang Jemmy.

“Menyampaikan aspirasi itu baik namun tidak dengan anarki apalagi membahayakan orang lain,” saran Jemmy.

Pengalaman Sheila Purnama pun tidak kalah seru. Ia mengaku sempat merasakan kejadian mistis saat meliput di Desa Penari di Banyuwangi, Jawa Timur, beberapa tahun silam.

“Saat itu, desa yang dikenal dengan mistisnya tersebut jadi bahan pembicaraan masyarakat. Untuk mengungkap secara langsung, saya ditugaskan ke sana,” ungkap sheila.

“Disana, saya dan tim dipandu agar mengikuti semua persyaratan, diantaranya membasuh muka di tujuh pancuran. Naik ke bukit yang agak seram, sampai ada hal mistis yang dirasakan,” kata Sheila mengenang.

Liputan tentang kabut asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 2012, Pratiwi Kusuma jadikan sebagai salah satu pengalaman jurnalistik yang mengesankan.

Baca Juga :  Salam M3tal Diluncurkan, Musisi dan Budayawan “Siap Menangkan Total” Ganjar Mahfud

“Baru pertama menghadapi kondisi banyaknya asap, langsung mimisan. Yang tadinya tugas selama lima hari, nambah jadi sebelas hari tanpa bawa baju ganti yang mencukupi,” kenang Pratiwi.

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *