Peristiwa itu melukai ayah dan saudara perempuannya, dan melukai tangan dan kaki Al Eqabi. Kakinya kemudian diamputasi karena gangren.
“Ayah saya selalu mengatakan kepada saya bahwa dia ingin saya menjadi kuat dan tidak bergantung pada siapa pun,’ kenangnya.
“Dia khawatir melihat saya tumbuh dalam masyarakat di mana akan selalu ada pertanyaan tentang kemampuan saya.
Dia mendorong saya untuk tidak membiarkan siapa pun meremehkan saya.”
Al-Eqabi didorong oleh keluarga, teman, dan gurunya.
Namun, hal hal berubah di perguruan tinggi.
Share Article :