Dari sinilah, aksi Perjuangan Demokrasi Juni (mahasiswa) menjelma menjadi aksi perjuangan warga sipil. Banyak karyawan kantoran Myeong-dong yang melakukan unjuk rasa mengenakan kemeja dan dasi. Aksi tersebut dilanjutkan dengan ‘Hari Penghalauan Gas Air Mata’ pada 18 Juni, dan ‘Pawai Damai Nasional’ pada 26 Juni yang kemudian berkembang menjadi perlawanan tingkat nasional di Korea, memanaskan suasana sepanjang bulan Juni.
Para anggota Federasi Wanita Korea pun menyematkan bunga anyelir di pundak aparat keamanan yang menunggu di depan Hotel Royal, Myeong-dong, Seoul, dengan maksud agar mereka tidak menembakan gas air mata. Disisi lain protes pun terus berlanjut di seluruh negeri yang dihadiri sebanyak 1.500.000 partisipan dari 16 kota dan menyebar hingga ke daerah. Bertambahnya jumlah pengunjuk rasa dan meluasnya aksi demonstrasi memberikan makna tersendiri.