Menparekraf – Selandia Baru : Kolaborasi Promosi Kuliner Nusantara

virtual-meeting-kemenparekraf-dengan-dubes-ri-selandia-baru-promosikan-kuliner-nusantara

tatowi-yahya-dalam-virtual-meeting-promosi-kuliner-khas-nusantara

“Waktu saya awal bertugas pada April 2017, baru ada 2 atau 3 restoran Indonesia, sekarang berkembang menjadi 14 restoran. Ada yang bentuknya permanen restoran fine dining, ada yang sifatnya cafetaria, food truck, ada yang bentuknya warung. Sebagian besar hasilnya baik, bukan hanya komunitas kita tapi juga orang masyarakat lokal, orang-orang asing pada dasarnya menggemari masakan Indonesia,” ujar Tantowi Yahya.

Lebih lanjut, Tantowi menginginkan pelaku kuliner Indonesia di Selandia Baru dapat berkolaborasi dengan Kemenparekraf sebab semua memiliki misi yang sama yaitu memperkenalkan kuliner dan wisata Indonesia.

“Ini harus ada kolaborasi, harus menjadi sinergi antara kemenparekraf dengan mereka karena lokasi mereka ini bagus-bagus, ada yang di tengah kota, di daerah elit, ada yang food truck yang didatangi ratusan hingga ribuan orang setiap minggunya, sayang kalau tidak dimanfaatkan,” ujarnya.

Sementara itu, Pemilik Restoran Garuda di Selandia Baru, Burhan, bercerita usaha kulinernya yang menyajikan menu nasi goreng dan mi goreng dengan cita rasa Indonesia sangat diminati warga Selandia Baru. Oleh karenanya, ia sangat antusias untuk berkolaborasi dengan Kemenparekraf untuk memperkenalkan kuliner dan wisata Indonesia.

“Memang saya sudah lama saya berpikir untuk berkolaborasi karena kita pelaku kuliner ini garda terdepan yang langsung bertemu dengan masyarakat di Selandia Baru, ini bisa menjadi media untuk lebih mengembangkan wisata kuliner Indonesia. Jadi mobile food truck saya saat ini ada tiga dan restoran satu, ini bisa menjadi sebuah media untuk memperkenalkan Indonesia secara gratis,” ujar Burhan.

Burhan berharap Kemenparekraf juga dapat membantunya untuk membuatkan materi promosi wisata Indonesia berupa buku flyer yang menginformasikan dengan lengkap soal destinasi wisata Indonesia.

“Sebab sering sekali banyak yang bertanya kepada kita ketika datang ke restoran atau food truck bagusnya pergi ke mana. Hanya saja saya sulit sekali mengarahkan karena tidak ada bahan seperti ke daerah ini enaknya ke wisata apa ya, naik apa, dan harus mencoba kuliner apa. Jika ada materi promosi akan lebih mudah, kita tinggal berikan dan mempersilakan mereka mempelajarinya,” ujarnya.

Baca Juga :  Ancol Taman Impian, Birdwatcher’s Society dan Belantara Foundation Gelar Asian Waterbird Census di Kawasan Ancol

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *