Selain itu juga lemahnya para pelaku ekonomi kreatif dalam memahami ekosistem digital.
“Kelembagaan kami juga lemah, artinya banyak pelaku ekonomi kreatif kita yang masih sering main sendiri-sendiri, belum ada komunitas. Padahal (kelembagaan) ini bisa membuka akses permodalan mereka terhadap perbankan. Artinya potensi kami bagus, potensi yang dimiliki belum memiliki nilai ekonomi yang bagus lantaran belum profesional dalam menjalankan usaha,” kata dia.
Dengan pelatihan ini diharapkan benar-benar dapat memberikan peningkatan kapasitas SDM para pelaku ekonomi kreatif serta nilai tambah pada produk ekonomi kreatif yang dihasilkan.
“Kami harap melalui kegiatan ini kami dibagi ilmunya, sehingga ketika kami kembali ke usaha masing-masing ada wawasan yang sudah terbuka,” kata Dumosch.
Salah satu pembicara, Faransyah Agung Jaya, dalam paparannya menjelaskan, satu hal penting yang harus dilakukan para pelaku ekonomi kreatif dalam memasuki ekonomi digital adalah harus dengan benar-benar membangun pola pikir baru. Mengubah mental seperti mental gagap teknologi (gaptek) mengubah pola pikir sehingga dapat menjalankan perilaku baru.