Uritanet – Jakarta, 7 Desember 2024, Sebagai respons terhadap ancaman perubahan iklim yang semakin nyata, ribuan anak dan orang muda di delapan provinsi di Indonesia memimpin kampanye Aksi Generasi Iklim. Inisiatif yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Save the Children Indonesia, pemerintah daerah, serta berbagai organisasi lokal ini bertujuan meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong aksi nyata di komunitas lokal.
Melalui Festival Aksi Generasi Iklim yang digelar di Gedung Heritage Kemenko PMK, Jakarta, Menko PMK Pratikno menyerukan pentingnya kolaborasi dalam mitigasi dan adaptasi krisis iklim. “Krisis iklim adalah tantangan besar bagi anak-anak kita. Mulailah dari diri sendiri untuk menciptakan gerakan kolektif demi Indonesia Emas 2045,” ucapnya dalam sambutan yang disampaikan lewat video.
Aksi Lokal untuk Dampak Global
Kampanye ini diisi oleh berbagai inisiatif berbasis daerah yang mencerminkan isu spesifik. Di Bali, misalnya, anak muda menggelar Festival Air untuk membahas tantangan krisis air bersih, sementara di Yogyakarta, Child Campaigner menggunakan metode bermain untuk edukasi iklim bagi anak sekolah.
Di Bandung, dengan udara yang semakin memburuk akibat emisi kendaraan, masyarakat diajak berpartisipasi dalam kegiatan Fun Walk. Adapun di Makassar dan Jawa Timur, fokusnya adalah pengelolaan sampah melalui aksi bersih pantai dan festival bertema “Bebaskan Sungai dari Sampah.”
Di daerah-daerah rawan penyakit seperti Palu, Sumba Barat, dan Jakarta, aksi difokuskan pada pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria. Acara seperti “Bumi Lestari Anak Terlindungi” dan “Festival Bumi Lentera” bertujuan mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Generasi Muda, Agen Perubahan
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menekankan bahwa anak-anak adalah kelompok paling rentan terhadap krisis iklim. “Upaya mitigasi iklim juga harus menjamin pemenuhan hak anak, mulai dari pendidikan hingga perlindungan kesehatan,” tegasnya.
Tata Sudrajat dari Save the Children Indonesia menambahkan bahwa anak-anak tidak hanya menjadi korban tetapi juga agen perubahan. “Melalui kampanye ini, mereka memimpin aksi nyata yang relevan dengan konteks lokal,” ujarnya.
Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Kampanye Aksi Generasi Iklim telah menjangkau lebih dari 2.300 anak dan orang muda, serta masyarakat umum. Dengan rencana perluasan program pada 2025, inisiatif ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kolaborasi lintas sektor yang lebih besar. Program-program seperti KREASI dan INOVASI akan melibatkan lebih banyak anak Indonesia untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Kemenko PMK berharap aksi ini tidak hanya menyelesaikan isu lokal, tetapi juga menjadi inspirasi global tentang bagaimana generasi muda mampu menjadi motor perubahan dalam menghadapi tantangan krisis iklim.
**Benksu