Prevalensi Angka Stunting Harus 14 Persen, Inilah Strategi Efektif Penurunannya Lewat Pendekatan Keluarga dan Remaja

Uritanet, Brebes –

Di tahun 2024 ini prevalensi angka stunting harus 14 persen, oleh karena itu salah satu strategi efektif dalam upaya penurunan stunting yakni melalui pendekatan Keluarga dan Remaja. Dan penurunan stunting di Kab Brebes cukup signifikan. Perubahan mindset masyarakat sudah berubah ke arah paradigma hidup sehat. Demikian hal tersebut terungkap saat Hj. Nur Nadlifah, S.Ag., MM, Anggota DPR RI Periode 2019 – 2024, hadir pada Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Tengah, Sabtu, 2 November 2024 di Gedung Serbaguna Al Ittihaad, Kec. Jatibarang, Kab. Brebes.

Kegiatan yang diinisiasi Bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ini, dan dihadiri para nara sumber seperti Drs. Akhmad Ma’mun, M.Si, Kepala Dinas DP3AP2KB Kab. Brebes; Eka Sulistia Ediningsih, SH, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah; dan Moh. Tohirin Hasan, S.Pd., M.Pd, Widyaiswara Ahli Muda BKKBN Pusat; sekaligus dalam upaya menggencarkan percepatan penurunan stunting melalui kegiatan sosialisasi dan KIE Bangga Kencana yang digelar tersebut.

Perlu diketahui, Sosialisasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana bersama mitra kerja ini merupakan salah satu program BKKBN dalam mengentaskan stunting. Terlebih angka stunting di Indonesia masih rawan. Jadi mari kita bertekad dan berkolaborasi untuk mewujudkan penurunan stunting di Kabupaten Brebes, ujar Hj. Nur Nadlifah, S.Ag., MM.

“Pemerintah butuh bantuan organisasi perempuan, termasuk Muslimat dan Fatayat NU untuk menyukseskan program – program pemerintah. Kita harus menjadi penggerak dan role model untuk aktivitas – aktivitas positif di lingkungan masyarakat tempat kita tinggal,” jelasnya.

Sehingga setelah sampai dirumah sampaikan kepada anggota keluarga lainnya di lingkungan rumah masing – masing tentang pentingnya mencegah stunting, khususnya di 1000 HPK dengan asupan gizi, serta menjaga kebersihan, ujarnya lebih jauh.

Baca Juga :  Solideo Festival 2024: Ajang Kreativitas dan Prestasi Siswa di Tangsel

Disamping pentingnya mengikuti program KB dan program – program kesehatan lingkungan lainnya, datangi BKB untuk mengetahui apa itu stunting, cara mencegahnya, menyadarkan si Bapak untuk tidak merokok, membangun hubungan suami dan isteri yang baik dalam mengasuh anak, dan sebagainya, tukasnya.

Jadi kepada komunitas muslimat dan fatayat agar tetap aktif berkontribusi positif untuk masyarakat dan negara, melanjutkan perjuangan dan pengabdian dengan ikhlas karena perjuangan dan pengabdian tidak mengenal batasan waktu, ungkapnya memberikan motivasi.

Dengan demikian melalui pendekatan keluargalah maka upaya penurunan stunting dapat efektif dilakukan, apalagi dengan adanya program nasional makan gratis bergizi yang dicanangkan oleh pemerintah Presiden Prabowo Subianto, nantinya dapat bersinergi, jelasnya lagi.

Sementara Moh. Tohirin Hasan, S.Pd., M.Pd, selaku Widyaiswara Ahli Muda BKKBN Pusat, mengingatkan para remaja untuk mempersiapkan diri meraih masa depan dengan GAYAMU, yakni GAmbarkan cita – cita, visualkan sebagus dan semenarik mungkin untuk memotivasi diri. Dan YAkinlah kalian akan mencapai mimpi dan cita – citamu itu. Jadi jangan takut untuk punya mimpi besar. MampUkan diri dengan cara hidup sehat dan bekali diri dengan pengetahuan dan skill yang optimal.

Sedangkan Eka Sulistia Ediningsih, SH, selaku Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, menambahkan bahwa sedikitnya ada 5 fase transisi kehidupan yang harus diikuti dengan baik. Dimana para Generasi Berencana (GenRe) adalah mereka yang punya keinginan dari adanya 5 transisi kehidupan tersebut. Yakni Pertama; Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); Kedua : Sekolah dengan selesai, sehingga tidak terjadi menikah muda; Ketiga : Mempersiapkan pekerjaan; Keempat : Mempersiapkan diri untuk bersosialisasi; dan Kelima : Mempersiapkan diri untuk berkeluarga.

Baca Juga :  Menko PMK Harapkan UM Surabaya Lahirkan “Berjuta-juta Inovasi”

Disisi lain, perlu diketahui pula, bahwa stunting ini merupakan kondisi kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga bayi berusia 2 tahun).

Stunting adalah gagalnya tumbuh kembangnya anak di periode 1000 HPK. Gagal tumbuh tidak hanya secara fisik namun juga secara berkembang dengan kondisi kognitif sehingga tidak dapat bersaing dengan negara lainnya.

Adapun ciri stunting diperkenalkan dengan ciri, Pasti pendek, Kurang cerdas, Gampang sakit.

Drs. Akhmad Ma’mun, M.Si, Kepala Dinas DP3AP2KB Kab. Brebes, menegaskan bahwa dalam hidup yang pasti hanya ada satu yaitu perubahan. Tidak ada satupun di dunia yang tidak bisa dipastikan kecuali perubahan. Dan ini menjadi tantangan kita bersama untuk Kota Brebes. Dan Bangga Kencana yaitu program yang dimunculkan oleh BKKBN. Jadi tugas DP3AP2KB sama seperti tugas dari BKKBN yakni mengurus balita sampai lansia.

Harapannya, dengan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja ini, menjadikan penduduk Indonesia berkualitas. Dengan kata lain, pertambahan jumlah penduduk jika tidak dibarengi dengan kualitas penduduk maka akan jadi beban negara. Oleh karena itu diperlukan program keluarga berencana, dimana disinilah ditemui siklus kehidupan yang menerapkan pembinaan Keluarga dengan Terencana.

)***Nawasanga

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *