Uritanet, Jakarta –
Kemah Organisasi Pemuda Indonesia (KOPI) 2024 di Teater Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (27/10)
mengusung tema ‘Dari Toleransi, Jadi Kolaborasi: Peran Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan Membangun Masa Depan’.
Dalam semangat tema “Maju Bersama Indonesia Raya,” Asrorun Ni’am mengatakan bahwa filosofi maju bersama bukan sekadar ungkapan, melainkan sebuah komitmen untuk saling menopang demi kemajuan bangsa yang besar dan dihormati di kancah internasional.
“Kita melaksanakan kemah bersama ini sebagai ajang untuk saling memahami dan merefleksikan semangat Sumpah Pemuda yang ke-96. Para pemuda Indonesia telah lama berpikir jauh tentang persatuan, seperti yang dilakukan oleh tokoh-tokoh nasional Haji Umar Said Tjokroaminoto, Muhammad Yamin, dan pahlawan lainnya,” ujar Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh.
“Seperti filosofi sapu lidi yang kita pahami bersama, satu lidi akan rapuh, tetapi jika kita bersatu, kita kuat dan tak terpisahkan,” pungkasnya.
KOPI dihadirkan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) yang dibuka langsung Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh.
Deputi Asrorun Ni’am mengajak seluruh organisasi kepemudaan di Indonesia untuk memanfaatkan kegiatan kemah ini sebagai wadah mempererat kebersamaan dan kesepahaman lintas organisasi.
“Semoga kemah organisasi pemuda ini bermanfaat untuk membangun kebersamaan di antara kita, yang selama ini asyik dalam kegiatan masing-masing. Terkadang ketika kita fokus pada aktivitas internal organisasi, kita merasa hebat, tetapi tidak menyadari keberadaan organisasi lain karena keterbatasan komunikasi dan informasi,” ujar Asrorun Ni’am.
Asrorun Ni’am pun menambahkan pentingnya memahami keberagaman sebagai kekuatan bersama bagi bangsa Indonesia, yang dapat menjadi landasan kokoh dalam menghadapi tantangan global.
Keberagaman latar belakang dari segi agama, daerah, dan kepercayaan tidak seharusnya menjadi pemisah, melainkan sebagai kekuatan bangsa yang mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Sekaligus mengingatkan pentingnya filosofi Sumpah Pemuda yang mengutamakan persatuan di tengah keberagaman, dengan berkomitmen pada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. Semangat tersebut, katanya, harus terus menjadi pedoman bagi generasi muda masa kini.
Asrorun Ni’am berharap para peserta sekitar 200 dan juga dari 58 organisasi kepemudaan dan Pramuka Indonesia dapat menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa yang kini telah mencapai 96 tahun, serta terus menginspirasi para pemuda untuk memperkokoh komitmen kebersamaan di tengah keragaman yang ada.
)***Tjoek