Ridwan Kamil di Forum Keumatan: Pimpin Salat dan Debat Internasional, Semua Bisa

Kang Emil—sapaan akrabnya—menghadiri acara Silaturahmi Forum Keumatan yang diadakan oleh DPTW Partai Keadilan Sosial (PKS)*di Jakarta Pusat

Uritanet Jakarta, Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil, terus mendapatkan dukungan di berbagai kalangan. Kali ini, Kang Emil—sapaan akrabnya—menghadiri acara Silaturahmi Forum Keumatan yang diadakan oleh DPTW Partai Keadilan Sosial (PKS) di Jakarta Pusat. Dalam acara tersebut, Kang Emil berbagi kisah tentang warisan pesantren dari keluarganya serta perjalanan pendidikannya yang mengantarkannya menjadi pemimpin yang berakar kuat dalam agama sekaligus berwawasan global.

Kang Emil mengisahkan bahwa keluarganya mewarisi delapan pesantren di Jawa Barat dari kakeknya, Kyai Haji Muhyiddin. “Kyai Haji Muhyiddin mewariskan kepada saya delapan pesantren. Jadi, saya ini tumbuh dan dibesarkan di lingkungan pesantren,” ungkap Ridwan Kamil.

Meski berlatar belakang pesantren, Emil juga memiliki pengalaman internasional dengan menyelesaikan pendidikan S2 di University of California, Berkeley.

“Saya ini bisa debat dalam bahasa Inggris di panggung internasional, tapi juga bisa memimpin salat dan mengaji. Manusia itu multidimensi,” ucapnya dengan penuh keyakinan, menekankan keseimbangan antara ilmu agama dan pengetahuan duniawi.

Selama memimpin Jawa Barat, Kang Emil dikenal dengan berbagai program keagamaan, salah satunya Satu Desa Satu Hafidz yang berhasil mencetak hafidz Al-Quran di lebih dari 5.300 desa. Program ini, menurut Emil, bertujuan untuk membentengi generasi muda dari pengaruh negatif teknologi, seperti kecanduan ponsel, dengan memperkuat ilmu agama. Selain itu, Emil juga meluncurkan program Magrib Mengaji yang mewajibkan anak-anak melaporkan kegiatan mengajinya kepada guru mereka.

Baca Juga :  Refleksi Kepemimpinan Jakarta: Merajut Budaya Betawi dan Infrastruktur di Tengah Perubahan Ibu Kota

Acara tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh PKS seperti Hidayat Nur Wahid dan berbagai organisasi keagamaan lainnya. Kang Emil menutup dengan menegaskan bahwa dakwah yang paling efektif adalah melalui kepemimpinan yang kuat dan penuh keteladanan.

)**Benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *