Badui Nyarita 2024 Tingkatkan PHBS dan Pengetahuan Kewarganegaraan Anak-Anak Badui Lewat Media Interaktif dan Diorama di Monas

Uritanet, Jakarta –

Badui merupakan sebuah daerah di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Masyarakat yang mendiami daerah tersebut merupakan masyarakat adat yang masih merupakan bagian dari Suku Sunda. Mereka lekat dengan gaya hidup yang sederhana, memiliki prinsip-prinsip kearifan lokal yang kuat, dan patuh terhadap adat istiadat.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh Tim Badui Nyarita sebelumnya, pendidikan yang anak-anak Badui dapatkan di lingkungan sehari-hari sangat terbatas, hanya sebatas apa yang dipercaya dan diketahui orang tua masing-masing, dan tidak ada proses pembelajaran secara formal. Akibatnya, mereka tidak memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh informasi serta mengakses sumber daya, termasuk pengetahuan pada bidang kesehatan.

Begitu pula dalam hal kewarganegaraan, masyarakat Badui juga menghadapi kesulitan dalam memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara Indonesia.

Atas dasar itulah, selama 26 – 28 Juni 2024, Departemen Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (BEM FIK UI) bersama dengan Departemen Pengabdian Masyarakat BEM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) mengadakan Program Kerja Pengabdian Masyarakat ‘Badui Nyarita 2024’, yang bertujuan meningkatkan pemahaman mengenai kesehatan dan kewarganegaraan, terutama di kalangan anak-anak Badui.

Hari Pertama ; Pelaksanaan Badui Nyarita 2024 dimulai dengan keberangkatan panitia dari Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (RIK UI) menuju Ciboleger, Banten, pada pukul 07.30 Waktu Indonesia Barat. Setibanya di Ciboleger, Banten Tim Badui Nyarita mengadakan opening formal dengan beberapa rangkaian kegiatan, diantaranya pembukaan dan pembacaan doa oleh MC serta ucapan terima kasih kepada sponsor kegiatan Badui Nyarita 2024, yaitu Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (DPPM UI), Riset dan Pengabdian Masyarakat FKG UI (RPM FKG UI), Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), Ikatan Alumni FIK Universitas Indonesia (ILUNI FIK UI) dan Wardah Beauty Cosmetics Indonesia.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Pelaksana Badui Nyarita 2024, Ketua BEM FIK UI 2024, Ketua BEM FKG UI 2024, perwakilan dari masyarakat Badui, dan pihak Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI). Setelah itu, acara ditutup dengan doa dan sesi dokumentasi.

Hari Kedua ; Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB di Ciboleger, Banten. Fokus utamanya adalah memberikan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak Badui. Acara ini diikuti oleh 20 anak Badui beserta dua pendamping, termasuk Bapak Sarpin, seorang perangkat desa bagian Kasi Pemerintahan.

Rangkaian kegiatan hari kedua Badui Nyarita 2024 meliputi mini opening, pemberian edukasi PHBS, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, serta kegiatan melukis. Edukasi PHBS disampaikan melalui pertunjukan boneka tangan dan permainan kuda bisik.

Pertunjukan boneka tangan yang menggunakan bahasa Sunda menyoroti pentingnya hidup sehat dan berolahraga. Permainan kuda bisik melibatkan 20 anak Badui yang telah dibagi menjadi 5 kelompok untuk berpartisipasi. Setelah sesi PHBS, anak-anak mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut melalui pertunjukan boneka tangan yang menjelaskan kebiasaan buruk yang bisa merusak kesehatan gigi dan mulut. Model gigi kuga digunakan untuk mendemonstrasikan teknik menyikat gigi yang benar. Sesi tersebut diakhiri dengan sikat gigi bersama (Sigiber).

Baca Juga :  KAI Daop 1 Jakarta Luncurkan Kereta Menoreh New Generation Versi Modifikasi: Nyaman, Modern, dan Ramah Penumpang

Pemilihan boneka tangan dan model gigi sebagai media interaktif untuk mengajarkan PHBS serta kesehatan gigi dan mulut karena penyesuaian dengan usia anak-anak Badui yang mengikuti kegiatan ini. Boneka tangan dan model gigi dapat menarik perhatian anak-anak Badui dan mempermudah anak-anak Badui untuk menyerap informasi yang didapat.

Selain itu, materi edukasi diperkaya dengan permainan kuda bisik dan sesi bernyanyi bersama untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik. Antusiasme anak-anak Badui terlihat jelas selama jalannya kegiatan, mereka sangat aktif mengikuti pertunjukan dan berpartisipasi dengan penuh semangat dalam setiap kegiatan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi melukis bersama. Anak-anak Badui diajak untuk melukis pada media lukis dengan berbagai bentuk. Selain keberagaman bentuk, beragam warna yang menarik turut menambah antusiasme mereka. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana kreativitas tetapi juga dirancang untuk mempererat hubungan antara Penanggung Jawab Kelompok (PJ Kelompok) dan anak-anak. Tujuannya adalah agar anak-anak merasa lebih nyaman dan terhubung saat melanjutkan kegiatan pada hari ketiga.

Dan Hari Kedua ditutup oleh Ners Rahman, dosen perwakilan dari FIK UI dan DPPM UI, yang menyampaikan pesan dalam bahasa Sunda “Semoga elmu nu ditarima bisa jadi manpaat keur urang sadayana, tur narima kabahagiaan nu taaya bandingna, nyaaaa!” Pesan tersebut mengandung harapan agar ilmu yang diperoleh dari acara ini membawa manfaat bagi masyarakat Badui dan Tim Badui Nyarita 2024, serta memberikan kebahagiaan yang tak terhingga.

Selain itu, Bapak Sarpin juga berbicara mengenai tanggapan positif dari orang tua anak-anak Badui yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Beliau mengungkapkan kegembiraannya atas penyelenggaraan acara ini dan menyatakan, “Ini sebenarnya impian saya, saya sering berbicara kepada anak saya, Marno, mengenai acara seperti ini. Acara seperti ini merupakan sesuatu yang luar biasa dan dapat memberikan dampak baik terkait wawasan anak-anak Badui, sehingga pemikiran mereka terbuka, meskipun mereka tidak mendapatkan pendidikan formal.”

Bapak Sarpin berharap agar program Badui Nyarita dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak anak-anak Badui di masa depan dengan variasi materi yang lebih luas.

Setelah melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan hari pertama dan hari kedua di Ciboleger, Banten. Rangkaian kegiatan Hari Ketiga dilaksanakan di Monas dengan dihadiri oleh 19 anak Badui dan 3 perwakilan masyarakat Badui sebagai pendamping. Kegiatan di Monas berfokus untuk memperkenalkan sejarah Indonesia dan memberikan edukasi terkait kewarganegaraan kepada anak-anak Badui.

Hari Ketiga ; dimulai dengan keberangkatan pada pukul 07.00 Waktu Indonesia Barat dari Ciboleger, Banten. Setelah sampai di Monas dan melaksanakan ishoma, acara dilanjutkan dengan sesi mendongeng sambil melihat Diorama. Menurut KBBI, Diorama adalah sajian pemandangan berukuran kecil yang dilengkapi dengan patung dan perincian lingkungan seperti aslinya yang dipadukan dengan latar yang berwarna alami. Diorama yang terdapat di Monas merupakan diorama yang menggambarkan rangkaian peristiwa bersejarah di Indonesia, mulai dari zaman pra sejarah sampai zaman kemerdekaan.

Baca Juga :  AC Music, Pinky, Naufal, Khayru, dan Atiya Sambut Hari Kebangkitan Nasional, Tanam Pohon Mangrove di TWA Angke Kapuk

Setelah melihat diorama, kegiatan dilanjutkan di Ruang Kemerdekaan Monas. Empat atribut kemerdekaan Indonesia, yaitu peta kepulauan Negara Indonesia, Bendera Merah Putih, pintu gapura yang berisi naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dan Lambang Negara Indonesia Garuda Pancasila terdapat di Ruang Kemerdekaan Monas. Empat Atribut ini kemudian ditunjukkan kepada anak-anak Badui sambil dijelaskan dengan lebih detail supaya pemahaman mereka terkait kewarganegaraan meningkat.

Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu nasional secara berkelompok. Anak-anak Badui menyanyikan beberapa lagu nasional seperti Dari Sabang Sampai Merauke, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Hari Merdeka, dan Satu Nusa Satu Bangsa. Setiap kelompok berhasil menampilkan yang terbaik yang meningkatkan semangat serta bangga terhadap bangsa dan tanah airnya.

Dan Penutupan rangkaian kegiatan di Hari Ketiga, Marno Sunarya selaku perwakilan Masyarakat Badui sebagai Pendamping menyampaikan “Terima kasih kepada Maya dan tim yang sudah merancang acara Badui Nyarita. Semoga pembelajaran yang diberikan dapat digunakan oleh anak-anak Badui. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya sampai di sini dan ada kegiatan-kegiatan lanjutan lainnya yang dapat memberikan edukasi dan pembelajaran kepada anak-anak Badui”. Sambutan tersebut berisi kesan dan pesan serta hal yang ia harapkan terkait acara ini kedepannya.

Setelah seluruh rangkaian kegiatan hari ketiga selesai, anak-anak Badui dan pendampingnya diberikan buah tangan. Buah tangan tersebut diharapkan dapat menjadi media keberlanjutan edukasi karena salah satu isinya adalah boneka tangan. Boneka tangan tersebut seperti boneka tangan yang digunakan untuk mendongeng ketika edukasi PHBS serta kesehatan gigi dan mulut di hari kedua dan ketiga. Boneka tangan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak Badui.

Anak-anak Badui juga turut serta menyampaikan kesan pesannya terkait rangkaian kegiatan pada hari kedua dan hari ketiga. Rani, salah satu anak Badui menyampaikan bahwa ia senang mengikuti seluruh rangkaian acara, terutama melukis karena selaras dengan kegemarannya. Hal tersebut dinyatakan ketika anak-anak Badui menyampaikan kesan pesan pada hari kedua.

Selain Rani, ada Sari yang menyampaikan bahwa ia senang bisa mengikuti rangkaian acara di Monas, karena ia bisa melihat peristiwa sejarah sambil diceritakan oleh PJ kelompok yang menemaninya dan ia sudah bisa menyanyikan lebih banyak lagu nasional. Kesan pesan pada hari kedua dan hari ketiga juga disampaikan oleh beberapa anak Badui lainnya. Mereka merasa antusias jika acara ini dapat berkelanjutan.

)** Penulis: Tim Badui Nyarita 2024

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *