Optimalkan Kesejahteraan Lansia, Bekali Kader Kapasitas Baru untuk Masa Depan Bangsa Lebih Sehat

Uritanet, Jatijajar, Depok –

Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bersama para mahasiswanya, dalam rangka mewujudkan masa depan bangsa yang lebih sehat, menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Jatijajar, 29-30 Juni 2024. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diketuai Dr. Etty Rekawati, S.Kp., MKM dengan mengangkat tema “Optimalkan Kesejahteraan Lansia, Peningkatan Kapasitas Kader untuk Masa Depan Bangsa Lebih Sehat”.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan di Kelurahan Jatijajar Kecamatan Tapos Kota Depok ini, turut juga dihadiri Dosen Departemen Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, tokoh masyarakat, kader, pemangku wilayah, dan lansia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2023, jumlah lansia di Indonesia telah mencapai 11,75% dari total populasi. Sedangkan prevalensi lansia khusus di Jawa Barat menurut data SKI 2023 mencapai 34,4% yang telah dilakukan pengukuran tekanan darah memiliki tekanan darah tinggi.

Perlu diketahui, tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan berbagai komplikasi, dan tentunya akan meningkatkan pula angka ketergantungan pada lansia.

Sebagai catatan, usia harapan hidup di Kota Depok saat ini telah mencapai 74,8 tahun, dan selaras dengan hal ini, angka ketergantungan lansia di Kota Depok dikhawatirkan akan semakin meningkat jika hipertensi pada lansia tidak ditangani dengan baik.

Baca Juga :  Muhidin Muchtar, Ketua Umum BBG : Betawi Bela Ganjar Panggilan Politik Kaum Betawi

Oleh karena itu perlu perhatian khusus terhadap kesehatan lansia, agar kualitas hidup lansia tetap terjaga.

Pengendalian Hipertensi pada Lansia

Pengendalian hipertensi pada lansia sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup mereka. Target tekanan darah yang terkontrol pada lansia yaitu di bawah 140/90 mmHg. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu farmakologis dan non-farmakologis.

Secara farmakologis, lansia perlu meminum obat dengan teratur sesuai jenis, dosis, dan frekuensi yang direkomendasikan oleh dokter. Sementara secara non farmakologis, lansia perlu melakukan perubahan gaya hidup seperti mengelola tingkat stres, melakukan diet hipertensi, rutin melakukan aktivitas fisik, menjauhi asap rokok dan minuman beralkohol.

Pelatihan Kader Meningkatkan Kapasitas

Dan kegiatan Pengabdian Masyarakat ini berfokus pada pelatihan kader dalam memberikan edukasi dan keterampilan dalam melakukan perawatan lansia.

Sebelum pelatihan, hanya 36,6% kader lansia yang memiliki pengetahuan mengenai pengendalian hipertensi dan aktivitas fisik yang aman untuk lansia. Setelah pelatihan, angka ini meningkat secara signifikan hingga 80,7%.

Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan ini efektif dalam meningkatkan kapasitas kader dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada lansia.

Pilih Aktivitas Fisik Aman untuk Lansia

Aktivitas fisik yang aman untuk lansia harus dipilih dengan hati-hati, mengingat kondisi kerentanan yang mereka miliki. Lansia disarankan untuk melakukan aktivitas fisik ringan selama 300 menit per minggu atau 20-40 menit per hari. Pada awal melakukan aktivitas fisik lansia dapat memulai melakukan selama 10 menit dan perlahan meningkat sesuai target.

Baca Juga :  Rumah Kita Nusantara “Spirit of Nusantara” Resmi Didirikan Kolaborasi Dengan Salaman Creative Hub

Aktivitas fisik yang aman untuk lansia yaitu dengan melakukan kombinasi latihan aerobik, latihan resistensi dan isometris. Latihan aerobik yang paling mudah dan murah adalah jalan kaki, latihan resistensi dengan menggunakan beban ringan dan latihan isometrik dengan menggunakan alat isometric handgrip untuk melatih kekuatan otot.

Isometric Handgrip: Alat Bantu Pengendalian Tekanan Darah

Latihan kekuatan otot dengan menggunakan isometric handgrip terbukti dapat menurunkan tekanan darah hingga 5-13,1 mmHg. Latihan ini aman untuk lansia karena tidak tiba-tiba meningkatkan detak jantung. Latihan isometric handgrip ini efektif untuk mengendalikan tekanan darah jika dilakukan secara teratur 3 kali seminggu selama 8 minggu.

Pada pelatihan ini, para kader diajarkan cara menggunakan isometric handgrip dan cara mengajarkan penggunaannya kepada lansia binaan mereka. Para kader tampak antusias mengikuti pelatihan ini dan siap untuk membantu lansia di lingkungan mereka dalam mengendalikan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan mereka.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan Pengabdian Masyarakat menjadi upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan lansia dan membangun masa depan bangsa yang lebih sehat. Dan melalui peningkatan kapasitas kader, diharapkan edukasi dan pendampingan kepada lansia dapat lebih efektif dan berkelanjutan.

)**Ns.Ita

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *