Dukungan Bersama Cegah Stunting di Brebes Yakin Bisa Turun Hingga 14 Persen

Uritanet, Brebes –

Dalam Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Tengah (2/6), berlokasi di Dusun Gunung Poh, Desa Mandala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes.

Drs. Akhmad Mamun, M.Si, Kepala DP3AP2KB Kab. Brebes mengungkapkan rasa syukurnya bahwa Alhamdulillah, sejak tahun 2014 angka stunting di Brebes terus turun hingga 14 persen. Hal ini tak terlepas dari dukungan semua pihak, tak terkecuali semuanya yang ada di NU, kepengurusan di NU semuanya bergerak, seperti hari ini hadir dari Fatayat NU, Muslimat, Ansor, Banser, dan lain sebagainya.

Disamping hadir pula, Kepala sekolahnya Ibu Bahagia, Eru Nisa, juga dari Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah, Ismatul Mawla, pemerintah Kabupaten Brebes, juga BKKBN, baik BKKBN Pusat maupun perwakilan Provinsi Jawa Tengah, juga Hj. Nur Nadiifah, S.Ag, MM, Anggota Komisi IX DPR RI.

Perlu diketahui, Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Tengah tersebut dihadiri para narasumber antara lain Drs. Akhmad Mamun, M.Si (Kepala DP3AP2KB Kab. Brebes), Eka Sulistia Ediningsih, SH (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah), Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd (Deputi Bidang ADPIN BKKBN Pusat), dan dihadiri pula Hj. Nur Nadiifah, S.Ag, MM (Anggota Komisi IX DPR RI).

Hj. Nur Nadiifah, S.Ag, MM (Anggota Komisi IX DPR RI).

Sementara, Eka Sulistia Ediningsih, SH, selaku Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, menambahkan untuk mengajak kita semua meneruskan perjuangan menurunkan stunting di Kabupaten Brebes. Dan terbukti sekarang sudah turun melalui perjuangan dan dukungan semua pihak, tak terkecuali support dari Hj. Nur Nadiifah, S.Ag, MM, selaku Anggota Komisi IX DPR RI.

“Ibu ibu semua, stunting di Kabupaten Brebes sudah turun banyak. Tapi kita mau di Brebes tidak ada stunting lagi, bukankah begitu ya? Maka perjuangan harus dilanjutkan ibu ibu semua dan tetap menjadi relawan program,” tegas Eka Sulistia Ediningsih, SH.

Pada hari ini kita ingin menghaturkan terima kasih kepada Hj. Nur Nadiifah, S.Ag, MM, yang sudah meluangkan waktunya berjalan bersama sama kita untuk memberikan kita semangat menurunkan stunting bersama sama.

Selanjutnya, selaku narasumber Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd sebagai Deputi Bidang ADPIN BKKBN Pusat, menjelaskan bahwa BKKBN memiliki mandat untuk mensukseskan terkait dengan pengendalian penduduk agar penduduk itu pertumbuhannya seimbang. Dengan cara mengatur memberikan edukasi kepada keluarga agar bisa mengatur kelahirannya dengan baik.

Baca Juga :  Didampingi Dr. Terawan, Luhut Binsar Pandjaitan Ikuti Proses Vaksin Nusantara

Diketahui bahwa perempuan Indonesia memiliki anak rata rata 2,. Dibanding tahun 1970 an dimana setiap perempuan Indonesia melahirkannya 5 -6 anak. Sekarang paling banter 3, tapi lebih banyak 2. Itu sukses program KB yang didukung oleh semua pihak termasuk tokoh tokoh masyarakat, para alim ulama yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

“Pemerintah melalui BKKBN mendukung mewujudkan keluarga Indonesia menjadi keluarga yang berkualitas melalui Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga berencana,” tegas Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd.

Namun dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas, kita dihadapkan fenomena 1/5 dari balita yang ada di Indonesia saat ini ternyata kondisinya tergolong Stunting. Karena kekurangan gizi secara kronis selama 1000 hari pertama kehidupannya. Dimana 1000 hari pertama itu penting karena pertumbuhan sel otak itu 80% berhenti sampai dengan balita itu usianya 2 tahun atau lebih dari 2 tahun.

“Jadi bagi ibu yang hamil datang ke posyandu untuk diperiksa dengan baik, di cek kehamilannya normal atau tidak normal. Nanti ada rekomendasi kalau ada gangguan tertentu. Siapa yang merekomendasikan? Para bidan, kader kader Posyandu, para pendamping keluarga, dan lain sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah ibu ibu yang saat ini sedang menyusui sampai dengan 2 tahun atau 2 tahun lebih,” jelasnya lagi.

Dan disisi lain ternyata pula di Indonesia itu tidak nyampai 70% balita yang mendapatkan air susu ibu secara eksklusif 6 bulan. Disamping jangan lupa pula diatur jarak kehamilan dengan baik dengan cara menggunakan salah satu metode kontrasepsi.

Terakhir kita harus yakin bahwa pengasuhan itu juga menjadi penting dan Stunting itu tidak hanya dilahirkan keluarga, tidak hanya dilahirkan dari kalangan keluarga yang tidak mampu. Tetapi Stunting juga dilahirkan dari kelompok ekonomi menengah ke atas. Orang orang kaya juga ternyata ada yang melahirkan balita stunting. Kenapa?

Karena pengasuhannya yang kurang baik, bayangkan saja agar balitanya nggak rewel biasa dititipkan ke pembantunya diberikan makanan yang tidak sehat dan bernutrisi. Jadi sudah enggak mau lagi makan, males makan sehingga apa ya? Sehingga memang kebutuhan gizi nutrisi para balita tidak terpenuhi dengan baik sehingga melahirkan balita yang stunting.

Baca Juga :  Generasi Muda Berkualitas Disiapkan Dari Keluarga Berkualitas

“Kami percaya betul Kabupaten Brebes ini di bawah kepemimpinan pak Bupati, mendapatkan dukungan yang luar biasa dari seluruh masyarakat dan tokoh masyarakat yang luar biasa. Saya yakin tahun ini stunting turun. Apalagi masyarakat Brebes sudah semakin melek terhadap apa ruang lingkup kesehatan ibu dan anak termasuk apa yang dimaksud stunting. Apa itu penyebabnya? Termasuk juga bagaimana cara mencegahnya,” tutupnya.

Sementara Hj. Nur Nadiifah, S.Ag, MM, selaku Anggota Komisi IX DPR RI, berterima kasih hari ini pada PKB bersama Komisi IX, wabilkhusus di Dapil 9, dan dibantu oleh teman teman Fatayat dan seluruh stakeholder Kabupaten Brebes. Bahwa ini  penurunan Stunting paling tinggi se Jawa Tengah, juga se Indonesia paling tinggi turunnya. Meskipun turun paling tinggi ternyata masih tinggi, maka tahun 2025 yang akan datang harus turun setengah lagi sehingga nanti mencapai 14%.

“Jadi sudah benar penggerak pengentasan stunting yang ada di lapangan harus perempuan karena perempuan yang tahu tentang kebutuhan anak perempuan yang tahu tentang nutrisi yang benar. Perempuan yang tahu tentang pengasuhan anak perempuan, yang tahu rasanya orang hamil itu seperti apa,” tegasnya.

Dan tugas utama kita adalah menjaga generasi penerus bangsa yang berkualitas. Sehingga nanti Indonesia menjadi Indonesia yang berjaya dan berkualitas tidak diperdaya oleh orang orang asing.

Jadi bapak bapak enggak usah kuatir kalau para istri bahagia. Pokoknya tugasnya bapak adalah memberikan uang sebanyak banyaknya kepada ibu. Berikan cinta yang sebesar besarnya kepada ibu. Jangan lirik perempuan lain.

Dan sebentar lagi Komisi IX akan ada pembahasan anggaran. Dan anggaran yang diberikan Komisi IX kalau tidak sebesar besarnya untuk kepentingan masyarakat, tak kurangi. Harus lebih banyak ke masyarakat atau belanja barang.

Akhirnya kita minta kerelaan hati seluruh perempuan yang menjadi kader pendamping keluarga. Mari kita bergerak menyelamatkan anak anak yang akan lahir dan anak anak yang lahir agar sehat wal afiat. Itu sama dengan jihad fisabilillah karena kita menyelamatkan nyawa manusia, pungkas Hj. Nur Nadiifah, S.Ag, MM.

)**Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *