Stunting Salah Satu Penyebab Terhambatnya Upaya Mewujudkan SDM Unggul

Uritanet, Sleman –

Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama mitra kerja di Provinsi Yogyakarta, kali ini berlangsung di
Balai Aspirasi Masyarakat Kel.Sinduadi, Kec. Mlati, Kab.Sleman (16/5), menghadirkan Rohdiana Sumarianti, M.Sc, PJ Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Prov D.I. Yogyakarta, Dra. Dwi Wiharyanti, M.Si, Perwakilan dari OPD KB Kab. Sleman, dan Achmad Sopian, M.Pd, selaku Widya Iswara Ahli Muda BKKBN Pusat, dengan H. Sukamto, SH, Anggota Komisi IX DPR RI, selaku moderator.

BKKBN dalam Program Percepatan Penurunan Stunting adalah dengan melakukan sosialisasi dan advokasi serta KIE dalam pencegahan stunting kepada masyarakat. Pendampingan keluarga stunting serta pemberian bantuan makanan bergizi dan penuh protein, seperti telur, ikan dan sayuran.

Stunting merupakan salah satu penyebab terhambatnya upaya untuk mewujudkan SDM unggul. Stunting yang terjadi pada masa anak selain menghambat pertumbuhan, juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan perkembangan motorik, bahkan mempengaruhi kesehatannya ketika masa dewasa.

Achmad Sopian, M.Pd, selaku Widya Iswara Ahli Muda BKKBN Pusat, menekankan bahwa secara konsep kita harapkan mudah-mudahan anak anak kita gizinya terpenuhi. Sehingga pertumbuhannya dan pekembangannya tidak terganggu. Perhatikan pula gizi sebelum, selama ibu hamil, hingga usai melahirkan sampai nanti umur 2 tahun, bahkan sampai umur 5 tahun.

Baca Juga :  Inilah Nasib Lidah Sapi Ditahan Nggak Bisa Ke Balikpapan

Jadi Ibu sekalian harus rajin ke Posyandu mengikuti program Bina Keluarga Balita yang menjadi program BKKBN, memberikan pengetahuan kepada Ibu, bagaimana mengasuh balitanya. Juga pengetahuan tentang gizi anak yang harus diberikan. Termasuk keterampilan dalam pola asuh anak.

“Jadi anak adalah amanah kita Bapak-Ibu ya. Jadi jangan sampai disia siakan. Pola asuhnya harus benar. Jangan sampai kita menjadi orang tua yang selalu otoriter ya, Yang selalu mengekang anak-anaknya. Jangan sampai juga selalu cuek pada anaknya. Jadi anaknya harus diasuh dengan benar ya,” tukas Achmad Sopian, M.Pd.

Kalau anak kita stunting itu, takutnya daya pikirnya lemah, pertumbuhan fisik agak lambat, pertumbuhannya beda dengan orang seusianya. Sehingga mudah terpapar penyakit atau sering sakit-sakitan dan sebagainya, tambahnya.

Baca Juga :  SOLAT JUMAT PERTAMA PASCA HARI RAYA, TRI ADHIANTO HIMBAU WARGA YANG NEKAT MUDIK WAJIB DI SWAB

Sementara, Rohdiana Sumarianti, M.Sc, selaku PJ Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Prov D.I. Yogyakarta, menambahkan bahwa selain memperhatikan gizi pada anak anak kita, sebelum, saat hamil dan setelah melahirkan, penting kiranya ibu yang habis melahirkan juga menggunakan alat kontrasepsi. Sehingga dapat menjaga jarak yang ideal anak yang pertama dengan yang kedua. Sehingga tidak lagi mengalami namanya kesundulan, karena jarak antar anak sangat dekat.

Sehingga penting pula memiliki buku KIA untuk memonitor perkembangan dan pertumbuhan anak anak kita. Apa itu ASI Eksklusif, kapan batas ASI bisa diberikan kepada anak kita, serta bagaimana asupan gizi buat anak anak kita. Hal ini tentu terkait dengan Sosialisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, tambahnya lagi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menggencarkan Program Percepatan Penurunan Stunting melalui kegiatan sosialisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Bangga Kencana bersama mitra kerja. Lantaran semua pihak memiliki peran penting dalam pelaksanaan program percepatan penurunan stunting ini.

)**Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *