Mencari Akar, Menafsir Ingatan Bangsa : Ke Melayu Kita Belajar, Temui Bahasa Indonesia yang Terlahir

Uritanet, Jakarta –

Sebuah perhelatan budaya berupa pameran seni lukis dan juga penampilan orasi budaya pun pembacaan puisi dari sastrawan Melayu Kontemporer akan menerbangkan benak tentang sejarah dan warisan kultural bagaimana bangsa Melayu usai Traktat London 1824 antara Inggris – Belanda.

Relasi puak-kerabat yang dipisahkan oleh kolonialisme dari suku bangsa serumpun antara Kepulauan Riau, Singapura, Johor, Trengganu dan Semenanjung Malaka kenyataanya tetap menggema hingga kini.

Baca Juga :  Tri Adhianto Bersama PBB Menyebar 20.000 Bibit Ikan Di HUT RI Ke-76

Apalagi, sastrawan dan ulama besar Raja Ali Haji dengan karya-karya yang menyejarah memberi bangsa Indonesia berkah luar biasa, terutama karya-karya: Bustanulkatibin (1857) dan Kitab Pengetahuan Bahasa (1859) yang kita ketahui dengan dua kitab itu, yang ikut menjadi cikalbakal ‘fundamen’ lahirnya bahasa Indonesia ‘yang diadopsi’ dari bahasa Melayu.

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *