Apresiasi Pemda Tutup Sementara Tempat Wisata Tak Taat Prokes

penerapan prokes di tempat wisata, (foto : dok. kemeparekraf)

URITANET – Seperti diketahui dalam musim lebaran tahun ini, pemerintah memutuskan untuk menunda sementara mudik guna menekan penyebaran COVID-19. Namun untuk tempat wisata lokal, masih diperbolehkan dengan tetap memperhatikan data-data penyebaran COVID-19 yang ada. Keputusan ini berada sepenuhnya di bawah kewenangan pemerintah daerah serta pihak-pihak terkait dengan juga melihat aglomerasi yang ditetapkan.

Menparekraf  Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi pemerintah daerah (pemda) yang tegas menutup sementara destinasi wisata karena tidak menaati protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).

“Langkah-langkah antisipatif pemda yang perlu kita apresiasi seperti di DKI Jakarta telah menutup sementara Ancol, Ragunan, dan TMII, serta juga langkah-langkah pemerintah di Banten untuk melakukan penutupan sementara destinasi wisata Pantai Anyer-Carita. Di Surabaya, Kolam Renang Waterpark Kenjeran juga ditutup, Pantai Batukaras di Pangandaran, Waterpark HJR di Kecamatan Jatisari, hingga Kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu juga ditutup,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat menjawab pertanyaan media di acara “Weekly Press Briefing” yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona kantor Kemenparekraf/Baparekraf, Jakarta, Selasa (18/5/2021).

Meski demikian, lonjakan wisatawan yang datang ke tempat wisata melampaui kapasitas, sehingga membuat Kemenparekraf berkoordinasi dengan pemda untuk menutup tempat wisata sementara waktu. Hal tersebut bertujuan agar menekan risiko angka penyebaran COVID-19.

“Mengenai limpahan dari wisatawan untuk lebaran ini sudah saya sampaikan berkali-kali di forum ini bahwa kita harus menyiapkan diri, pasti akan melimpah, protokol kesehatan harus kita tingkatkan dan alhamdulillah koordinasi kita dengan pemda dan kewenangan yang kita berikan kepada pemda itu tereksekusi dengan baik. Terima kasih juga kontrol dari masyarakat yang secara aktif mengambil gambar dan men-share, karena itu semakin mempercepat pengambilan keputusan kita terutama di beberapa tempat seperti Pangandaran, Ancol,” jelasnya.

Dari hasil monitoring dan evaluasi sementara yang dilakukan, ada tiga kategori dalam perkembangan pariwisata saat libur lebaran kemarin, yakni ada pelaku parekraf yang sudah melakukan secara ketat dan disiplin, pelaku parekraf yang masih membutuhkan perbaikan, dan pelaku parekraf yang sama sekali belum menerapkan protokol kesehatan ketat dan disiplin.

Baca Juga :  Dukung Wisata Serdang Wetan Penuhi Sertifikat CHSE

Lebih lanjut, Menparekraf Sandiaga menjelaskan pihaknya akan terus menyosialisasikan protokol kesehatan CHSE pada pelaku parekraf. Hal ini bertujuan agar kasus lonjakan wisatawan di destinasi wisata tidak terjadi kembali saat libur nasional.

“Oleh karena itu kami memberikan pengarahan yang jelas kepada destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif untuk bersiap-siap dan kami berkoordinasi dengan pemda dan Satgas COVID-19 setempat, terutama kepolisian juga untuk bertindak tegas. Bahwa destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif yang tidak patuh harus diambil langkah-langkah yang persuasif, yang tegas untuk membatasi dan kalau perlu menutup,” ujar Sandiaga.

Selain itu, Menparekraf Sandiaga menjelaskan ada 3 fokus yang akan dilakukan Kemenparekraf pasca-lebaran, yakni meningkatkan keterampilan pelaku pariwisata ekonomi kreatif untuk menghadapi tantangan dan peluang di tengah pandemi dan pascapandemi. Kedua, memastikan kebijakan ke depan sektor parekraf harus berkelanjutan dan berkeadilan. Terakhir, memastikan bahwa program-program pemerintah bisa menyentuh masyarakat yang betul-betul membutuhkan.

Baca Juga :  Tingkatkan Daya Saing Pelaku Ekraf di Yogyakarta, Menparekraf terapkan 3 strategi

Di kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga Uno juga menjelaskan, Kemenparekraf memamerkan resiliensi pariwisata khususnya lima destinasi super prioritas dan ekonomi kreatif Indonesia di masa pandemi dalam pameran Arabian Travel Market (ATM) Dubai 2021.

Pameran ATM Dubai 2021 dilaksanakan pada 16-19 Mei 2021 secara luring di Dubai World Trade Center. Kemudian, dilanjutkan dengan webinar dan event daring lainnya pada 24-26 Mei 2021.

“Kami hadir karena tingginya minat wisatawan khususnya dari Timur Tengah dan juga dari berbagai negara Eropa, Amerika, dan Afrika berkaitan dengan potensi dibukanya travel corridor arrangement di beberapa destinasi terutama Bali. Kegiatan ini fokus pada promosi tentunya di 5 destinasi super prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang,” ujarnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan mempelajari protokol kesehatan apa saja yang dilakukan dalam menyelenggarakan event dalam skala internasional untuk diterapkan di Indonesia.

“Di Dubai, nanti Deputi Bidang Pemasaran, Nia Niscaya, juga akan mencatat protokol-protokol apa saja yang diterapkan, karena salah satu kandidat travel corridor arrangement itu adalah Dubai. Jadi kita ingin juga belajar di sana bagaimana mereka menangani handling di airport, ini yang harus kita persiapkan juga di beberapa destinasi yang jadi kandidat travel corridor arrangement,” ujarnya.

Sumber : Kemenparekraf RI

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *