Jakarta (Uritanet) :
Langkah muda penuh inspirasi datang dari sosok Diara Carrisa Lamando, penyanyi belia yang kembali mengibarkan nama Indonesia di panggung musik internasional. Murid NTS (Nilam Topodade Student & Community) Vocal Jakarta ini sukses meraih Juara 1 (First Place) kategori Vokal dengan nilai tertinggi (1057) pada ajang “2025 Aegan International Music Competition” yang digelar di National Taipei University of Education, Taipei, Taiwan, pada 23–25 Agustus 2025.
Kompetisi musik bergengsi tersebut menjadi wadah bagi musisi muda Asia untuk menunjukkan kemampuan terbaik di bidang piano, alat musik gesek, vokal, dan instrumen lainnya. Dari ribuan peserta yang disaring ketat, hanya perwakilan terpilih dari masing-masing negara yang berhak tampil di babak utama. Dan Diara, siswi SMAN 98 Jakarta Timur, berhasil menembus batas itu dengan suara yang menaklukkan hati para juri.
Meski sebelumnya sudah sering menjuarai berbagai kompetisi nasional dan internasional, kemenangan kali ini terasa begitu istimewa. Sebab, Aegan International Music Competition dikenal memiliki standar tinggi dan reputasi prestisius di dunia musik klasik dan vokal. Tak heran jika Nilam Topodade, sang ibu sekaligus mentor Diara di NTS, tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya.
“Alhamdulillah, pemerintah kini sangat mendukung bakat anak bangsa di berbagai bidang. Saya bersyukur dan bangga atas capaian Diara yang terus berkembang dan membawa nama Indonesia ke kancah dunia,” ungkap Nilam Topodade, di sela latihan NTS di kawasan Kalisari, Jakarta Timur, Selasa (21/10/2025).

Dari “Coba-coba” hingga Juara Dunia
Siapa sangka, perjalanan Diara bermula dari rasa ingin tahu. “Awalnya cuma coba-coba daftar lomba nyanyi. Waktu itu suaraku belum bagus banget, jadi cuma dapet juara harapan satu,” kenang Diara sambil tersenyum.
Namun semangatnya tak berhenti di situ. Gadis kelahiran 2007 ini terus mengasah diri hingga menembus FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) dan meraih Juara 2 tingkat SMP, yang kemudian mengantarkannya masuk ke SMAN 98 Jakarta Timur melalui jalur prestasi.
Setelah sempat vakum di awal masa SMA, Diara menemukan kembali panggilan jiwanya saat mendalami musik alternatif rock melalui lagu-lagu band Paramore.
“Aku suka banget sama Paramore. Dari situ aku sadar, karakter suaraku cocok di genre rock alternative,” tutur Diara.
Keputusan itu terbukti tepat. Saat mengikuti International Bandung Choral Festival (IBCF), Diara menyanyikan lagu The Only Exception dan berhasil membawa pulang Medali Emas (Gold Medal). Prestasi itu menjadi batu loncatan menuju kompetisi dunia di Taipei.

Bakat, Disiplin, dan Cita-cita Besar
Diara tak berhenti pada kemenangan semata. Ia kini tengah mempersiapkan diri menjadi musisi utuh: penyanyi, penulis lagu, sekaligus pemain bass.
“Aku lagi belajar main bass biar bisa seimbang sama warna suara rock-ku. Aku juga pengen bikin band sendiri nanti,” ujarnya penuh semangat.
Tak hanya itu, gadis berhijab ini juga tengah berlatih menulis lirik dan memahami struktur musik secara mendalam. Dedikasinya menjadi bukti nyata bahwa prestasi besar lahir dari komitmen, latihan, dan cinta terhadap apa yang dikerjakan.
Menariknya, bukan hanya Diara yang bersinar di ajang bergengsi ini. Janessa Shaneputri, rekan satu sekolah vokal di NTS, juga berhasil menyabet Juara 1 di kategori berbeda, disertai penghargaan bagi NTS sebagai Best Coach dan Outstanding Teacher Award.
Dengan prestasi gemilang ini, Diara Carrisa Lamando telah membuktikan bahwa mimpi besar tidak mengenal usia, dan bahwa bakat anak bangsa mampu bersaing di panggung global jika disertai kerja keras dan dukungan yang tepat.
Kemenangan Diara bukan sekadar trofi, tetapi pesan kuat tentang kebangkitan generasi muda Indonesia di dunia musik internasional—bahwa dari ruang kecil bernama mimpi, bisa lahir gema besar yang mengguncang dunia.
)**Don / Foto Istimewa

