Tamsil Linrung Apresiasi Ketegasan BGN Tindak Kasus Keracunan MBG: Keamanan Anak Adalah Harga Mati

Bagikan ke orang lain :

Jakarta (Uritanet) :

Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung, memberikan apresiasi tinggi kepada Badan Gizi Nasional (BGN) atas langkah cepat dan tegas dalam menindaklanjuti kasus keracunan massal yang menimpa sejumlah siswa penerima Program Makan Bergizi Lo Gratis (MBG).

Dalam pernyataan resminya, Tamsil menyebut bahwa langkah investigasi dan penutupan sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang lalai merupakan bukti nyata keseriusan negara dalam melindungi anak bangsa.

“Kami mengapresiasi langkah cepat BGN. Ini bukti negara hadir dan tidak mentoleransi kelalaian. Keselamatan anak-anak kita adalah prioritas,” tegasnya di Jakarta, Jumat (26/9).

Meski insiden keracunan menimbulkan keprihatinan nasional, Tamsil menekankan bahwa Program MBG tidak boleh dilihat dari satu sisi saja. Ia menilai, sejak peluncurannya, program ini telah menghasilkan lebih dari satu miliar porsi makanan dan membawa dampak luar biasa bagi pendidikan, ekonomi lokal, serta kesehatan anak-anak Indonesia.

Selama kunjungan kerjanya ke Sulawesi Selatan, Ambon, Surabaya, dan Kendari, Tamsil menyaksikan langsung antusiasme pelajar dan masyarakat terhadap program ini.

“Angka kehadiran siswa meningkat. Dapur-dapur MBG menghidupkan ekonomi lokal. Petani, nelayan, hingga tenaga dapur mendapat penghasilan tetap. MBG bukan sekadar makan gratis — ini motor penggerak ekonomi daerah,” tambahnya.

Ketegasan BGN: Bukti Negara Tidak Main-main

Sikap tegas BGN juga terlihat saat Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menyatakan bahwa pihaknya telah menutup sementara operasional SPPG yang terbukti lalai. Bahkan, BGN telah menggandeng aparat kepolisian untuk mengusut kemungkinan adanya unsur pidana dalam kejadian ini.

“Kami serius. Jika ditemukan unsur kesengajaan atau zat berbahaya, kami pidanakan. Ini bukan main-main,” tegas Nanik dalam keterangan resminya.

Nanik mengungkapkan bahwa dugaan sementara keracunan disebabkan oleh teknik memasak yang tidak sesuai SOP. Berdasarkan protokol MBG, makanan harus didistribusikan maksimal enam jam setelah dimasak.

“Kami mohon maaf kepada seluruh anak-anak Indonesia dan orang tua. Ini menjadi tanggung jawab kami dan tidak akan kami biarkan terulang,” ujarnya dengan suara bergetar.

Menjaga yang Baik, Memperbaiki yang Kurang

Tamsil menekankan bahwa meski ada insiden, nilai dan manfaat MBG harus tetap dijaga. Ia menyebut ini sebagai momentum untuk memperkuat pengawasan dan meningkatkan kualitas eksekusi program ke depan.

“MBG menghadirkan ratusan juta senyuman di ruang kelas. Jangan biarkan satu titik noda merusak kanvas besar manfaatnya. DPD RI mendukung penuh penguatan program ini, dengan pengawasan berlapis dan koreksi cepat.”

Program MBG adalah harapan. Ia tidak sempurna, tapi penuh potensi. Ketika ada kelalaian, yang diperlukan bukan pembunuhan program — tapi pembenahan menyeluruh. Negara sudah menunjukkan komitmen, kini saatnya kita bersama menjaga amanah ini tetap utuh. Karena di balik sepiring makanan bergizi, ada masa depan anak-anak Indonesia yang harus kita jaga.

)*** Tjoek / Foto Istimewa

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *