Uritanet – Jakarta, 27 Agustus 2025 – Pondok Indah Golf Course kembali bersiap menjadi saksi lahirnya kisah baru dalam Mandiri Indonesia Open 2025. Turnamen golf profesional tertua di Indonesia ini akan berlangsung mulai Kamis (28/8) hingga Minggu (31/8), dengan total hadiah US$500.000 atau sekitar Rp8,1 miliar.
Venue ikonik rancangan Robert Trent Jones Jr. ini bukanlah asing bagi para pegolf elite Asian Tour. Sejak 1983, lapangan yang dikenal dengan layout menantang tersebut kerap menjadi tuan rumah Indonesia Open. Tahun ini, para pemain datang dengan misi berlapis: mempertahankan prestasi, memburu debut manis, hingga mengangkat nama bangsa di kancah internasional.

Juara Bertahan Buru “Tebusan” di Rumah Kedua
Steve Lewton, juara bertahan asal Inggris, datang dengan motivasi ganda. Selain mempertahankan gelar yang ia raih tahun lalu, pegolf 42 tahun itu juga ingin melunasi kegagalannya di dua edisi Indonesia Open sebelumnya di Pondok Indah, di mana ia hanya finis T2 secara beruntun (2022–2023).
“Pondok Indah seperti rumah kedua bagi saya. Saya pernah nyaris juara dua kali di sini. Kini, setelah meraih gelar pertama Asian Tour saya di Indonesia tahun lalu, saya ingin membuktikan bisa lebih dari sekadar runner-up,” ujar Lewton.
Bintang Baru Asia Mengincar Terobosan
Namun jalan Lewton tidak akan mudah. Ryan Peake, pendatang baru asal Australia, siap mengganggu dominasi seniornya. Pegolf kidal berusia 32 tahun itu baru saja mengangkat trofi New Zealand Open 2025, gelar perdananya di Asian Tour. Kini, ia ingin menandai debut di Indonesia dengan prestasi besar.
“Debut di Indonesia adalah peluang emas. Sebagai profesional, kami harus siap bertanding di mana pun. Saya datang untuk bersaing, bukan sekadar tampil,” kata Peake.
Generasi Muda Indonesia Siap Tantang Dunia
Sementara itu, publik tanah air menaruh harapan pada dua nama muda: Gabriel Hansel Hari dan Randy Arbenata Mohamad Bintang.
Hansel, yang tahun lalu mencatat sejarah sebagai Low Amateur sekaligus finis T9—rekor terbaik bagi amatir di Indonesia Open—kini tampil sebagai profesional penuh. “Pengalaman di 2023 jadi bekal penting. Saya percaya bisa lebih maksimal tahun ini,” kata lulusan University of Oregon itu.
Sedangkan Randy, juara MPIIAGC 2025, menargetkan pencapaian lebih tinggi setelah dua kali gagal lolos cut di Pondok Indah. “Tahun ini saya tidak hanya ingin lolos cut, tapi juga memburu gelar Low Amateur dengan skor lebih baik,” tegas pegolf 21 tahun itu.
Turnamen Bergengsi dengan Warna Lokal
Mandiri Indonesia Open 2025 yang di-sanction oleh Asian Tour dan PGA Tour of Indonesia ini akan menampilkan 150 pegolf, termasuk 35 wakil Indonesia—23 profesional dan 12 amatir. Selama empat hari, mereka akan berjibaku dalam format stroke play 72 hole, memperebutkan supremasi di ajang yang pertama kali digelar pada 1974.
Dengan kombinasi pegolf kawakan, bintang baru, dan talenta muda Indonesia, kembalinya Indonesia Open ke Pondok Indah Golf Course diyakini akan menghadirkan drama seru. Turnamen ini bukan sekadar soal siapa yang juara, melainkan juga panggung ambisi lintas generasi di arena golf Asia.
**Benksu

