Makan Bergizi Gratis Jadi Refleksi Keberpihakan Presiden: DPD RI Pastikan MBG Digaspol Menjelang 17 Agustus

Bagikan ke orang lain :

Jakarta (Uritanet) :

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menunjukkan taringnya sebagai Program Prioritas Nasional 2026. Dalam kunjungan pengawasan ke berbagai titik layanan, Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung menyatakan optimisme tinggi bahwa target 20 juta penerima manfaat sebelum 17 Agustus sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, bukan sekadar mimpi—tapi sudah dalam jalur realisasi.

“Presiden sangat serius dengan program ini. Kita bisa lihat dari bagaimana kebijakan anggaran diarahkan untuk rakyat. Tugas kita sekarang, semua pemangku kepentingan, bersatu dan berkolaborasi untuk mengakselerasi pencapaian target,” tegas Tamsil, Rabu (30/7).

Sebagai Wakil Ketua DPD RI Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Tamsil melakukan kunjungan langsung ke sejumlah Sentra Pelayanan Pangan Gizi (SPPG) di Sulawesi Selatan, seperti SPPG Minasa Te’ne dan SPPG Bungoro di Kabupaten Pangkep serta SPPG Pattallassang di Takalar. Di sana, ia berdialog dengan pengelola dan juga dengan Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau.

Yang mengejutkan, SPPG Bungoro yang semula hanya melayani 1.700 siswa, dalam waktu seminggu mampu menaikkan kapasitas hingga 2.983 penerima manfaat. Sementara itu, SPPG Minasa Te’ne telah menyentuh angka 3.216 siswa. Lonjakan signifikan ini dinilai sebagai bukti percepatan dan komitmen kuat dari Badan Gizi Nasional (BGN) di bawah kepemimpinan Dadang Hindayana.

MBG: Lebih dari Sekadar Menu Sehat

Tamsil tak hanya memuji keberhasilan angka, tapi juga menekankan pentingnya standarisasi ketat, baik dalam rantai pasok, kualitas SDM, maupun SOP teknis. Baginya, MBG bukan hanya soal kenyang, melainkan tentang literasi gizi dan gaya hidup sehat yang akan membentuk masa depan bangsa.

“Sepiring menu MBG itu membawa pesan: bahwa negara hadir. Bukan sekadar pelayanan, tapi juga pembelajaran,” ucapnya penuh makna.

Ia juga mengingatkan agar aspek higienitas dan nilai gizi dijaga ketat, sebab kepercayaan publik terhadap program pemerintah dipertaruhkan dalam setiap sajian.

Multiplier Effect dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tak hanya anak-anak di sekolah yang tersenyum, namun petani, peternak, nelayan, dan pelaku UMKM ikut merasakan manfaat langsung dari program ini. MBG membuka lapangan kerja, menghidupkan ekonomi lokal, dan menjadi penggerak sektor riil dari hulu ke hilir.

“Ini bukan program biasa. Ini multiplier effect yang luar biasa. Semua pihak diuntungkan, semua bergerak,” ujar Tamsil.

Sebagai eks pimpinan Badan Anggaran DPR, Tamsil paham betul bagaimana anggaran bisa diarahkan ke berbagai sektor. Namun, keberanian Presiden Prabowo Subianto menggelontorkan anggaran jumbo ratusan triliun demi kesejahteraan rakyat, menurutnya, adalah bentuk nyata keberpihakan pemimpin sejati.

“Beliau bisa saja arahkan ke korporasi. Tapi yang dipilih adalah rakyat. Ini bukti political will yang berpihak. Maka saya katakan: MBG harus digaspol,” pungkasnya.

MBG bukan sekadar proyek makan siang. Ini adalah wajah baru Indonesia yang berpihak, yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat.

Sebuah program yang menyatukan semangat negara, pemerintah daerah, dan komunitas. Dari dapur ke masa depan, MBG adalah cita rasa keadilan sosial yang sesungguhnya.

Negara hadir bukan lewat slogan, tapi lewat setiap piring yang mengenyangkan dan setiap anak yang tersenyum sehat.

)** Tjoek / Foto Istimewa

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *