Jakarta (Uritanet) :
Dalam Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Di Provinsi DKI Jakarta, pada Kamis, 19 Juli 2025, di Masjid Jami Al-Nizham Jl. Rawasari Timur Raya No.04 16, RT.16/RW.2, Kec. Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat.
Hadir Surya Utama, S.I.P, Anggota Komisi IX DPR RI.l, Dr. Faharuddin, SST., M.Si Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendukbangga/BKKBN, Dr. Inge Satve Ariyanto Founder Yayasan Perempuan Sadar Vagina Indonesia, dan Drs.Bambang Kristianto, MM Kasi PPKB Sudin PPAPP Jakarta Pusat.
Dalam hal ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menegaskan komitmennya sebagai lembaga yang tak hanya mengurus soal alat kontrasepsi, tetapi juga membina keluarga dari fase PAUD hingga masa lansia.
Dalam sebuah pernyataan inspiratif, Drs Bambang Kristiano, MM menegaskan bahwa keluarga adalah titik mula peradaban, dan perencanaan yang tepat adalah kunci masa depan bangsa.
“BKKBN itu mengurus dari PAUD sampai lansia. Keluarga berencana itu tidak lepas dari alat kontrasepsi, gunanya untuk mengatur. Jaraknya ideal 3-5 tahun,” tegas Drs Bambang Kristiano, MM.

7 Jenis Alat Kontrasepsi: Cerdas Merencanakan, Bijak Menentukan
Perencanaan keluarga bukan sekadar slogan. BKKBN mendorong penggunaan alat kontrasepsi yang aman, efektif, dan sesuai kebutuhan. Ada tujuh jenis alat kontrasepsi yang disarankan:
IUD (Spiral) – Ditempatkan di dalam rahim, efektif jangka panjang.
Implan (Susuk KB) – Ditempatkan di lengan kiri, efektif hingga 5 tahun.
Suntik KB – Tersedia suntik 1 bulan dan 3 bulan. BKKBN menyediakan suntik 3 bulanan.
Pil KB – Harus diminum teratur sesuai aturan pemakaian.
MOW (Metode Operasi Wanita) – Kontrasepsi permanen untuk wanita.
Vasektomi – Prosedur untuk pria, sering disalahartikan sebagai kebiri.
Kondom – Satu-satunya alat kontrasepsi yang juga mencegah penyakit menular seksual seperti HIV.
BKKBN tak hanya bicara soal kelahiran, tapi juga kualitas pengasuhan. Maka dari itu, hadir berbagai program pembinaan : Bina Balita untuk keluarga yang memiliki anak usia dini; Bina Remaja untuk membimbing masa transisi yang krusial ; dan Bina Keluarga Lansia bagi keluarga yang merawat anggota usia lanjut.
Langkah ini menjadi strategi menyeluruh demi mewujudkan keluarga berkualitas yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
Ketika keluarga terencana, maka peluang untuk mendidik anak-anak dengan penuh cinta dan kesiapan semakin besar. Ibu bisa sehat. Ayah bisa produktif. Anak bisa tumbuh cerdas. Dan lansia bisa hidup tenang.
Semuanya berakar dari satu hal: perencanaan yang matang. Karena masa depan tidak datang tiba-tiba. Masa depan adalah hasil keputusan hari ini.
Akhir kata, membangun bangsa adalah tentang membangun keluarga. Dan membangun keluarga tak pernah lepas dari kesadaran, cinta, dan rencana yang bijaksana.
Mari jadikan rumah kita bukan hanya tempat tinggal—tapi tempat tumbuhnya harapan.
)***Tjoek / Foto Istimewa

