Pulang dari Neraka Judol Kamboja, Pdt. Penrad Siagian Bantu Warga Sumut yang Terjebak Perdagangan Kerja Ilegal

Bagikan ke orang lain :

Jakarta (Uritanet) :

LS, seorang warga Serdang Bedagai, Sumatera Utara, berangkat ke Kamboja pada 18 September 2024. Ia menerima tawaran kerja sebagai marketing dengan iming-iming gaji Rp 5 juta, uang makan Rp 5 juta, dan bonus hingga Rp 20 juta per enam bulan. Niatnya sederhana—ingin menabung dan memperbaiki ekonomi keluarga.

Namun kenyataan berkata lain, LS justru bekerja di perusahaan situs judi online (judol) dengan tekanan target tanpa kejelasan kontrak.

Gaji dan tunjangan yang dijanjikan tidak pernah ia terima. Lebih dari itu, ia bahkan diancam denda kontrak Rp 61 juta jika ingin pulang.

“Hampir setahun saya bertahan. Gaji nggak dikasih, uang makan ditahan. Pulang? Harus bayar denda kontrak,” ungkap LS dengan suara bergetar.

Minta Tolong Lewat Paman, Dijawab Langsung oleh Senator

Merasa terjebak, LS menghubungi keluarganya. Melalui pamannya, ia memperoleh nomor kontak Anggota DPD RI asal Sumut, Pdt. Penrad Siagian. Tanpa menunda, LS mengirimkan pesan permohonan bantuan.

Pdt. Penrad merespons cepat. Ia langsung menghubungkan LS ke pihak KBRI di Phnom Penh, bekerja sama dengan Dubes RI untuk Kamboja, Dr. Santo Darmosumarto.

“Tanpa Pak Penrad, saya belum tentu pulang,” kata LS lirih.

Dramatis: Kabur dari Bos di Depan KBRI

Pada Senin, 23 Juni 2025, LS menempuh delapan jam perjalanan menuju KBRI. Ketika tiba, ia harus menghadapi momen menegangkan—bosnya juga datang mencari.

“Bos saya sampai ke KBRI, nanya ke security. Saya cepat kabur masuk ke mobil travel,” cerita LS.

Berkat pendampingan penuh dari staf KBRI, dan koordinasi terus-menerus dengan Pdt. Penrad, LS akhirnya berhasil dipulangkan ke Indonesia pada Rabu, 9 Juli 2025.

Setiba di tanah air, LS menyampaikan pesan penuh makna untuk masyarakat Sumut.

“Gaji besar di luar negeri belum tentu nyata. Lebih baik kerja di negeri sendiri, meski kecil tapi aman dan jelas.”

LS juga menitipkan harapan agar Pdt. Penrad terus memperjuangkan nasib warga Sumut lainnya yang masih tertahan di Kamboja.

Pdt. Penrad: Agen Ilegal Harus Dihentikan

Saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senator Pdt. Penrad Siagian menyampaikan bahwa Sumatera Utara kini menghadapi darurat perlindungan tenaga kerja migran. Ia menegaskan perlunya regulasi ketat dan pengawasan mendalam terhadap agen dan perusahaan penerima.

“Harus diperjelas siapa agen penyalur dan siapa perusahaan penerima. Jangan sampai Sumut jadi ladang korban perdagangan tenaga kerja ilegal.”

Ia juga menyerukan kepada pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas agen tenaga kerja ilegal yang masih berkeliaran.

“Cukup LS jadi pelajaran. Jangan tunggu korban berikutnya.”

Di tengah hiruk pikuk dunia kerja yang semakin tidak manusiawi, kisah LS mengingatkan kita: keamanan dan kepastian lebih berharga dari gemerlap janji palsu.

Pdt. Penrad Siagian bukan hanya senator—ia hadir sebagai jembatan harapan di tengah ketidakpastian hidup warga. Sebuah teladan bahwa kekuasaan sejati adalah ketika ia digunakan untuk melindungi yang lemah.

)**Tjoek / Foto Istimewa

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *