Jakarta (Uritanet) :
Dalam balutan semangat kolaboratif dan visi masa depan layanan kesehatan nasional, Seminar Nasional XII dan Healthcare Expo yang digelar oleh Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) resmi dibuka hari ini, Rabu (9/7), di Jakarta.
Ajang bergengsi yang berlangsung hingga 11 Juli 2025 ini tidak sekadar menjadi ajang temu ilmiah, namun juga menjadi panggung kolaboratif untuk memperkuat peran rumah sakit swasta sebagai mitra strategis pemerintah dalam menjawab tantangan dunia kesehatan yang terus berubah.
Ketua Umum ARSSI, Isa Hanafi, menegaskan bahwa penyelenggaraan tahun ini bukan hanya menghadirkan seminar nasional dan kongres organisasi, tetapi juga momentum untuk menata ulang layanan rawat inap standar yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Kami memahami bahwa tantangan utama rumah sakit bukan hanya operasional, tetapi juga adaptasi terhadap regulasi, tarif, dan teknologi. Maka, ARSSI siap sebagai mitra strategis pemerintah dalam menjaga mutu dan keberlanjutan rumah sakit swasta,” ujar Isa.
Ia juga menyoroti perlunya penyesuaian tarif oleh kementerian, khususnya terkait PDRG (Peraturan Direktur Jenderal), dan pentingnya memperhatikan keberlangsungan kapitasi jasa pelayanan (Kapj) serta sektor asuransi di luar BPJS.
“Sudah dua tahun tidak ada penyesuaian tarif. Ini perlu segera ditindaklanjuti agar rumah sakit swasta tetap bisa memberikan layanan terbaik dengan standar tinggi,” tegasnya.
ARSSI juga mendorong pemanfaatan optimal rumah tinggal untuk tenaga kesehatan (nakes).
“Kami menyediakan fasilitas rumah tenakes. Mohon ini dimanfaatkan, karena kesejahteraan nakes adalah fondasi layanan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Teknologi dan Adaptasi: Kunci Masa Depan
Dalam pidato kunci yang disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, Ph.D., semangat adaptasi menjadi sorotan utama. “Kemampuan paling berharga saat ini adalah kemampuan beradaptasi,” ujarnya tegas.
Ia menggarisbawahi bahwa kecepatan inovasi teknologi—seperti robotic surgery dan kecerdasan buatan independen digital—harus disambut secara progresif, bukan hanya oleh rumah sakit besar, tetapi juga rumah sakit swasta menengah dan kecil.
“Regulasi kita akan terus dikembangkan untuk memastikan teknologi hadir secara aman, etis, dan inklusif,” jelas Wamenkes.
Ia juga menegaskan bahwa kehadiran ARSSI bukan sekadar simbol, tetapi mitra strategis dalam transformasi kesehatan nasional.
“Kami harap BPJS juga makin atraktif dan kolaboratif dalam sinergi dengan rumah sakit swasta ke depan,” tutupnya.
Tiga Hari, Ribuan Peluang
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini menghadirkan berbagai sesi workshop, seminar, healthcare expo, dan kongres ARSSI, yang menyentuh topik-topik esensial seperti digitalisasi layanan, regulasi terkini, efisiensi manajemen, hingga peluang kolaborasi antar rumah sakit swasta dan pemerintah.
Dengan tema besar yang berpijak pada “Transformasi Kesehatan Berbasis Adaptasi dan Teknologi”, acara ini menjadi tonggak penting untuk menyatukan persepsi dan strategi bersama.
Bukan hanya dalam menjawab tantangan saat ini, tetapi juga merancang masa depan sistem layanan kesehatan yang lebih tangguh, manusiawi, dan berkelanjutan.
Seminar Nasional XII ARSSI 2025 telah membuktikan bahwa kolaborasi, bukan kompetisi, adalah kunci dari pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas.
Dengan sinergi kuat antara regulator, pelaku industri, dan nakes, kita tidak hanya menyambut masa depan—tetapi turut merancangnya dengan semangat kemanusiaan, teknologi, dan keteguhan hati. Masa depan kesehatan Indonesia dimulai dari sini.
)**Tjoek

