Jakarta (Uritanet) :
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, terdapat kisah pilu yang dialami Elly, seorang ibu tunggal yang berjuang demi keadilan untuk anak semata wayangnya, Ratri (16).
Perubahan drastis pada perilaku Ratri setelah berkenalan dengan John, teman satu sekolahnya, membuat hati Yunny hancur.
Ratri mengaku telah terjebak dalam hubungan berisiko yang lebih dari sekadar pacaran, dan Elly bertekad untuk membawa pelaku ke pengadilan.
Elly, yang selama ini mengenal Ratri sebagai anak yang patuh dan penyayang, kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa putrinya telah menjadi korban kekerasan seksual. Keterpurukan emosional yang dialami Elly tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh orang-orang di sekitarnya.
Namun, ia tak ingin tinggal diam. Dengan semangat tak tergoyahkan, Elly menyerahkan kasus ini kepada kuasa hukumnya, Rio Saputro, dan melaporkan John ke pihak berwajib pada 13 Mei 2025.
Dalam laporan tersebut, John dikenakan Pasal 81 dan/atau Pasal 82 UU No.17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 6 UU No.12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
Langkah berani Elly ini menjadi sebuah panggilan untuk semua orang tua agar lebih peka terhadap kondisi anak-anak mereka.
Setiap detil yang. Elly ungkapkan mengenai perubahan perilaku Ratri merupakan gambaran nyata betapa mudahnya anak-anak terjebak dalam dinamika hubungan yang tidak sehat.
Kekhawatiran Elly mulai muncul ketika ia menyadari adanya perubahan mencolok dalam kebiasaan Ratri. Dari pulang larut malam hingga menghindari diskusi tentang temannya, John.
Ketidakberdayaan Ewlly semakin mendalam saat ia menemukan bercak darah di celana dalam Ratri, sebuah tanda yang menyiratkan adanya pelanggaran terhadap kehormatan putrinya.
Keberanian Elly untuk menggali kebenaran dan menantang kebohongan Ratri adalah langkah penting dalam proses penyembuhan.
Menyaksikan putrinya berjuang melawan tekanan psikologis dari John adalah hal yang menyakitkan bagi Elly. Namun, ia tidak akan pernah menyerah.
Dengan tekad bulat, Elly mengungsikan Ratri ke rumah kerabat demi melindunginya dari pengaruh buruk. Ia juga merasa perlu mengingatkan pihak sekolah tentang tanggung jawab mereka dalam melindungi siswa.
Tindakan pihak sekolah yang terkesan berpihak kepada John adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah mereka.
Kisah Elly dan Ratri adalah pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesadaran akan kekerasan seksual dan perlindungan anak.
Setiap orang tua perlu berperan aktif dalam memberikan dukungan emosional dan mendengarkan suara anak-anak mereka. Perjuangan Elly untuk keadilan bukan hanya untuk Ratri, tetapi juga untuk semua anak yang mengalami hal serupa.
Dalam menghadapi tantangan yang ada, Elly menunjukkan bahwa kekuatan cinta seorang ibu tidak mengenal batas. Dengan harapan dan ketekunan, ia berjuang melawan ketidakadilan demi masa depan yang lebih baik bagi Ratri.
Mari kita semua bersatu, mendukung para korban, dan memastikan bahwa kasus-kasus seperti ini tidak terulang lagi. Keadilan harus ditegakkan, dan suara anak-anak harus didengar. Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dan keadilan.
Mari kita dukung perjuangan mereka dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi generasi mendatang.
)**Tjoek