KKP Genjot Swasembada Garam, Teknologi VMS, dan Pendidikan Anak Nelayan Lewat Kolaborasi Strategis

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memacu program strategis demi membangun ekosistem maritim yang tangguh

Uritanet – Jakarta, 4 Juni 2025 — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memacu program strategis demi membangun ekosistem maritim yang tangguh dan berkelanjutan. Tiga agenda utama menjadi sorotan: pengembangan tambak garam raksasa di Nusa Tenggara Timur (NTT), edukasi teknologi pemantauan kapal untuk nelayan, hingga kerja sama pendidikan vokasi dengan Tiongkok untuk anak-anak nelayan.

Salah satu proyek andalan KKP adalah pengembangan tambak garam seluas lebih dari 13.800 hektar di Kabupaten Rote dan Ndao, NTT. Proyek ini ditargetkan menyerap lebih dari 25.000 tenaga kerja dari hulu hingga hilir, dengan mayoritas berasal dari masyarakat lokal. Sekitar 600 di antaranya merupakan lulusan Ocean Institute of Indonesia (OII), lembaga pendidikan tinggi kelautan hasil penggabungan 11 satuan pendidikan di bawah KKP.

“Lebih dari 50 persen tenaga kerja akan direkrut dari masyarakat sekitar. Ini bukan hanya proyek pemerintah, tapi kolaborasi multi-sektor yang melibatkan warga lokal,” ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, I Nyoman Radiarta.

Di sisi lain, KKP juga aktif meningkatkan kesadaran nelayan terkait pemanfaatan teknologi Vessel Monitoring System (VMS). Melalui penyuluh di seluruh pelabuhan, KKP memberikan edukasi tentang pentingnya teknologi ini dalam menjaga keamanan dan keberlanjutan penangkapan ikan.

“Meski bukan domain teknis kami, penyuluh punya peran penting dalam membangun kesadaran nelayan soal manfaat VMS,” kata Nyoman.

Teknologi VMS sendiri memungkinkan pemantauan posisi kapal secara real-time dan aman, membantu mencegah pembajakan serta mempercepat respons saat terjadi kecelakaan laut. VMS kini menjadi kewajiban bagi kapal berizin pusat yang beroperasi di wilayah lebih dari 12 mil laut, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 2024 tentang Perikanan.

Baca Juga :  KAI Daop 1 Jakarta Tegaskan Rekrutmen Tidak Dipungut Biaya, Waspadai Penipuan Oknum Polisi

Untuk memperkuat kualitas SDM kelautan jangka panjang, KKP menjalin kemitraan dengan First Institute of Oceanography (FIO) Tiongkok, dengan fokus pada pendidikan vokasi bagi anak-anak nelayan. Kolaborasi ini meliputi pertukaran pengetahuan, pelatihan, dan pembangunan pusat riset bersama.

“Melalui kerja sama ini, kami ingin memperkuat fondasi pendidikan kelautan sebagai bagian dari strategi ekonomi biru nasional,” jelas Nyoman.

Sinergi antara pembangunan tambak garam, pemanfaatan teknologi VMS, dan peningkatan kualitas pendidikan menjadi fondasi transformasi sektor kelautan dan perikanan Indonesia menuju kemandirian dan daya saing global.

**Benksu

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *